Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Agam, Sumatera Barat (Sumbar) bersama TNI dan Polri serta perwakilan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menggelar rapat darurat menyikapi perubahan status Gunung Marapi dari level Waspada menjadi Siaga.
Pertemuan gabungan dilakukan di lokasi pos penyelamatan evakuasi Gunung Marapi di Desa Batu Palano, Kecamatan Sungai Pua, Kabupaten Agam, Rabu.
“Pertemuan ini membahas langkah selanjutnya, apakah warga berada di lokasi aman, kepastian data akan dijadikan bahan kajian hingga koordinasi menjadi jelas dan ekspos ke media menjadi pas,” kata Asisten Pemkab Agam Rahman di Lubuk Basung, Rabu.
Ia menegaskan tindakan yang segera dieksekusi nanti berandil menjadi pertaruhan menyelamatkan nyawa warga.
“Ini menjadi pertaruhan nyawa, diminta koordinasi yang jelas, termasuk masukan dari pimpinan desa bersama daerah tetangga luar Kabupaten Agam,” katanya.
Ia menegaskan pendirian posko, jalur evakuasi, dan lahan yang disiapkan jika memang terjadi pengungsian warga.
Komandan Distrik Militer (Kodim) 0304 Agam Letkol Arm Bayu Ardhitya Nugroho menyebutkan setidaknya ada delapan desa yang bisa saja terdampak peningkatan aktivitas Gunung Marapi.
“Delapan nagari (desa) di Agam yang memungkinkan terdampak ada di Batu Palano, Sungai Puar, Sariak, Padang Laweh, Koto Tinggi, Canduang Koto Laweh, Lasi dan Bukit Batabuah,” katanya.
Ia mengatakan TNI telah melaksanakan kegiatan mitigasi bencana dan memberi tanda jelas untuk penentuan rute evakuasi agar lebih terlihat oleh warga.
Sebelumnya PVMBG telah menaikkan status Gunung Marapi dari Level II Waspada menjadi Level III Siaga pada Selasa (9/1) malam dengan rekomendasi jarak aman sejauh 4,5 kilometer dari puncak gunung.