Puluhan personel militer Suriah telah tewas atau terluka dalam pertempuran sengit di Aleppo. Pasukan mereka saat ini sedang melakukan reorganisasi, memperkuat garis pertahanan, dan bersiap untuk melancarkan serangan balik. Pemberontak melancarkan serangan luas dari berbagai arah di garis depan Aleppo dan Idlib, dengan pertempuran melibatkan jalur lebih dari 100 km. Menurut Syrian Observatory for Human Rights, lebih dari 300 orang telah tewas sejak serangan pemberontak dimulai pada 27 November 2024.
Presiden Assad berjanji untuk mempertahankan stabilitas dan integritas teritorial Suriah, menyatakan keyakinannya bahwa Suriah bersama sekutu dan teman-temannya mampu menghadapi pemberontak. Konflik ini terjadi sejak tahun 2011 setelah pemerintah Assad menindak protes pro-demokrasi dengan kekerasan brutal. Meskipun gencatan senjata disepakati pada tahun 2020, pasukan oposisi mempertahankan kendali atas Idlib dan sebagian besar provinsinya.
Serangan di Aleppo dipimpin oleh Hayat Tahrir al-Sham (HTS) dan faksi sekutu yang didukung oleh Turki. HTS dianggap sebagai kelompok yang paling efektif dalam melawan pemerintah Assad. Mereka berhasil merebut pangkalan udara Abu al-Duhur di provinsi Idlib dan menguasai jalan raya utama yang menghubungkan Aleppo dengan Damaskus. Para pemberontak juga memberlakukan jam malam hingga 1 Desember 2024.
Kemajuan HTS membuka jalan bagi warga sipil yang telah lama mengungsi untuk kembali ke rumah mereka. Perang saudara Suriah telah menelan korban sekitar setengah juta jiwa. Pasukan pemberontak mempertahankan kendali terhadap sebagian wilayah Suriah, meskipun pemerintah Assad bersikeras untuk melawan mereka demi stabilitas negara.

