Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) Indonesia dianggap dapat mempercepat realisasi rencana bisnis Perkebunan Negara dengan cara mengoptimalkan nilai aset untuk mencapai hilirisasi yang diinginkan pemerintah. Sebagai bagian dari upaya tersebut, kerjasama dengan perusahaan plat merah seperti BUMN Perkebunan atau PTPN Group diharapkan dapat meningkatkan transparansi, reputasi, dan kepercayaan investor serta masyarakat. Menurut Dr. Hans Kwee, Co-Founder PasaRDana, kerjasama antara PTPN Group dengan Danantara Indonesia akan membuka peluang ekspansi bisnis dan kolaborasi global yang lebih kuat.
Sebagai negara agraris, Indonesia memiliki tanah subur yang menjadikan sektor perkebunan kunci dalam mencapai visi Indonesia Emas 2045. Sector ini tidak hanya memberikan lapangan kerja, tetapi juga mendukung pemerataan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Dalam beberapa tahun terakhir, PTPN Group telah melakukan transformasi dan efisiensi bisnis yang menghasilkan peningkatan laba. Upaya ini sejalan dengan visi Danantara Indonesia untuk mendorong transformasi ekonomi secara profesional dan menerapkan good governance.
Selain itu, PTPN Group menunjukkan peningkatan nilai aset yang signifikan, menjadikannya salah satu pemilik aset terbesar di Indonesia. Potensi hilirisasi produk perkebunan seperti kelapa sawit, karet, teh, tebu, dan kopi diharapkan dapat memberikan nilai tambah yang besar bagi ekonomi nasional. Dengan dukungan Danantara, PTPN Group dapat menjalankan rencana bisnis yang lebih besar untuk menjadi pemain utama dalam ketahanan pangan dan energi nasional.
Presiden Prabowo Subianto telah meluncurkan Danantara Indonesia sebagai badan pengelola investasi strategis untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan dasar hukum yang jelas, Danantara Indonesia diharapkan dapat mempercepat proses hilirisasi perkebunan negara serta meningkatkan optimalisasi investasi pemerintah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.