Badai PHK masih melanda banyak perusahaan di berbagai sektor, termasuk raksasa teknologi seperti Microsoft, Meta, Workday, dan HP. Di Indonesia, sektor ritel juga terkena dampak dengan perusahaan seperti Sritex, Danbi, serta pabrik sepatu Nike dan Yamaha yang melakukan PHK. Sulitnya mencari pekerjaan di tengah pandemi juga dipengaruhi oleh adopsi teknologi kecerdasan buatan (AI) yang menggantikan beberapa profesi yang ada. Meskipun banyak profesi yang diramalkan akan punah, namun terdapat pula profesi baru yang tercipta berkat perkembangan AI.
Sebuah contoh kasus adalah Carla McCanna, seorang lulusan sekolah jurnalis di Amerika Serikat yang ditawari pekerjaan sebagai pelatih model AI oleh perusahaan data pelatihan AI, Outlier. Meskipun awalnya tidak berpengalaman dalam bidang data atau teknologi, keahliannya dalam jurnalisme membuatnya cocok untuk pekerjaan tersebut. McCanna adalah salah satu dari banyak jurnalis yang mulai beralih ke pekerjaan yang berhubungan dengan data AI.
Laporan dari Forum Ekonomi Dunia (WEF) juga menyebutkan bahwa sekitar 83 juta lapangan pekerjaan bisa menghilang dalam lima tahun ke depan, terutama akibat perkembangan teknologi yang makin masif. Salah satu sektor yang akan sangat terdampak adalah media, hiburan, dan olahraga, dengan banyak profesi yang perlahan akan punah atau digantikan dengan profesi baru yang terkait dengan teknologi.
Outlier, sebuah platform pelatihan AI yang dimiliki oleh Scale AI, menjadi tempat bagi banyak jurnalis atau pekerjaan lain yang terdampak PHK untuk mencari peluang baru. Dengan banyak lapangan pekerjaan tradisional yang terancam punah, adaptasi terhadap perkembangan teknologi menjadi kunci untuk bertahan dalam dunia kerja yang terus berubah.
