Ketika Bos OpenAI, Sam Altman, membuka tentang tawaran bonus Meta yang menggiurkan untuk merekrut pegawai, terungkaplah ketatnya persaingan dalam industri kecerdasan buatan. Perusahaan teknologi, termasuk Meta, percaya bahwa keberhasilan dalam bidang AI bisa ditentukan oleh satu individu yang mampu membawa perubahan besar. Meskipun Meta gencar merekrut talenta terbaik dari OpenAI, belum ada anggota tim terbaik yang menerima tawaran bonus sebesar US$ 100 juta dan pendapatan tahunan yang lebih tinggi dari itu.
Dalam upayanya mengejar ketertinggalan dalam pengembangan kecerdasan buatan, Meta baru-baru ini mengumumkan investasi besar ke startup Scale AI. Perusahaan ini bahkan merekrut pemilik startup tersebut, Alexandr Wang, untuk memimpin tim “superintelligence” Meta. Strategi pengembangan kecerdasan buatan antara Meta dan OpenAI juga cukup berbeda. Meta lebih memilih untuk meluncurkan model AI sebagai sumber terbuka, sementara OpenAI menghadapi tantangan dengan masalah dalam organisasi dan pembatalan peluncuran model AI terbaru mereka.
Dengan persaingan yang semakin ketat di industri kecerdasan buatan, perang talenta dan inovasi menjadi kunci utama bagi perusahaan teknologi. Mengetahui ambisi Meta dalam membangun kecerdasan super dan upaya keras OpenAI untuk tetap bersaing, industri kecerdasan buatan semakin menarik perhatian dalam perkembangan teknologi yang cepat.