Pakar memperingatkan bahwa peningkatan polusi udara meningkatkan risiko radang paru

Date:

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) Profesor Cissy Kartasasmita mengatakan bahwa polusi udara dapat meningkatkan risiko radang paru atau pneumonia. “Jadi kalau manusia menghirup udara itu semua polusi, semua bakteri, atau apa pun bisa saja masuk sampai ke paru-paru,” katanya di Jakarta, Senin.

Ia mengatakan bahwa udara kotor menyebabkan infeksi saluran pernapasan terjadi lebih tinggi, mengingat bakteri dan virus masuk melalui proses pernapasan, baik itu bakteri Streptococcus pneumoniae maupun juga Influenzas.

Dirinya pun mencontohkan kualitas udara Jakarta yang sejak beberapa bulan terakhir bahkan beberapa hari belakangan yang berada dalam kategori tidak sehat.

Data dari Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta pada Jumat (3/11) menyebutkan kualitas udara di dua wilayah DKI Jakarta yakni Jakarta Timur dan Jakarta Barat dalam kategori tidak sehat pada Jumat pagi hingga pukul 04.00 WIB.

Kategori tersebut termasuk dalam angka partikel halus (particulate matter/PM) 2,5 berdasarkan indeks standar pencemar udara (ISPU) meliputi wilayah yakni Lubang Buaya Jakarta Timur (108), dan Kebon Jeruk Jakarta Barat (101).

Untuk itu, menurutnya, penting bagi masyarakat tetap waspada terhadap serangan bakteri dan virus penyebab penyakit dengan tetap menggunakan masker medis ketika beraktivitas di luar ruangan, menjaga daya tahan tubuh melalui pola makan teratur dan bergizi seimbang.

“Jagalah kebersihan dengan mencuci tangan secara berkala, serta terapkan etika batuk dan bersin tutup dengan sikut atau tisu,” ucapnya.

Sementara itu, data Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta menunjukkan bahwa penyakit Pneumonia DKI Jakarta pada 2022 awal mencapai sekitar 200 orang, sedangkan pada 2023 di pekan yang sama naik menjadi 400 orang.

Lalu, kasus influenza-like Illness (ILI) DKI Jakarta pada 2022 pekan ke-21 mencapai sekitar 300 orang, sedangkan pada 2023 turun menjadi kurang dari 100 orang.

Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dalam menangani polusi udara, satu di antaranya adalah dengan membuat kabut air dari atap gedung menggunakan pompa bertekanan tinggi (water mist generator).

Kabid Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, Erni Pelita Fitratunnisa Selasa (7/9), Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta menilai teknik tersebut cukup efektif untuk mengurangi dampak polusi udara.

Keefektifan tersebut berdasarkan hasil uji coba di Gedung Pertamina dan Gedung Balai Kota Blok H dan Blok G. Pada dua lokasi uji coba itu terjadi penurunan PM 2.5.

Oleh karena itu, Pemprov DKI juga mengimbau gedung di DKI Jakarta yang memenuhi syarat untuk memasang water mist generator agar dapat berkontribusi menangani pencemaran udara.

Pewarta: Cahya Sari
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
COPYRIGHT © ANTARA 2023

Berita POpuler

Berita Terkait
Related

Polres Jakarta Pusat Gelar Patroli Gabungan Cegah Gangguan Keamanan

Polres Metro Jakarta Pusat baru-baru ini melaksanakan patroli gabungan...

Polisi Ungkap Pencurian Modus Lempar Bola di Halte Rasuna Said

Kasus pencurian dengan modus "lempar bola" di Halte Transjakarta...

Pembunuh di Kamar Indekos Cilincing Diamankan: Berita Terbaru

Polres Metro Jakarta Utara bersama Polsek Cilincing telah berhasil...

Polisi: Korban Tewas di Indekos Cilincing karena Luka Berat – Penyebab Kematian Terkuak

Korban MY (19) dinyatakan meninggal dunia di kamar indekos...