Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan bahwa Gunung Dukono di Halmahera Utara, Maluku Utara memiliki karakteristik yang bersifat eksplosif dan efusif yang menghasilkan abu, lontaran batu pijar, aliran piroklastika, dan aliran lava. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan bahwa gunung ini memiliki dua kawah aktif dan masih sering meletus. Gunung Dukono merupakan salah satu gunung api yang paling muda dan masih aktif di antara gunung api lainnya yang sudah tidak aktif dan tumbuh dalam suatu zona depresi vulkanik.
Abdul juga mengungkapkan bahwa erupsi Gunung Dukono dapat diklasifikasikan ke dalam erupsi eksplosif dan efusif bertipe Stromboli-Vulkano berskala kecil sampai menengah. Potensi bahaya primer erupsi Gunung Dukono terdiri atas aliran piroklastika, jatuhan piroklastika, gas beracun, dan aliran lava, sementara jenis bahaya sekunder adalah aliran lahar.
Gunung Dukono merupakan salah satu gunung berapi paling aktif di Indonesia sepanjang sejarah, dengan letusan besar pertama terjadi pada tahun 1550. Letusannya bersifat eksplosif dengan skala Volcanic Explosivity Index = 3 (VEI=3), yang menghasilkan aliran lava dan laharnya memenuhi selat antara Halmahera dan kerucut sisi utara Gunung Mamuya. Dukono terus menerus meletus sejak tahun 1933 hingga saat ini, dengan letusan bersifat eksplosif (VEI=3) dan juga menghasilkan aliran lava dan semburan lumpur, yang telah menimbulkan kerusakan namun tidak ada korban jiwa.
Gunung Dukono pernah mengalami letusan yang lebih kecil pada tahun 1719, 1868, dan 1901. Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan, Editor: Bambang Sutopo Hadi.