“Apa yang diperlihatkan di depan itu sebenarnya tidak mewakili realitas politik atau karakter dari masing-masing calon presiden,” kata pengamat politik Universitas Malikussaleh, Teuku Kemal Fasya, dikutip Kantor Berita RMOLAceh, Senin (5/2).
Dia mengatakan bahwa calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, lebih banyak membenarkan pernyataan dua lawannya daripada menjawab berdasarkan argumentasi pribadi.
“Walaupun kemudian ada yang tidak tahan, menunjukkan juga karakternya. Misalnya, Ganjar yang tidak tahan akhirnya mengatakan bahwa jangan sampai kita memilih presiden yang punya latar belakang pelanggar HAM,” terangnya. Secara keseluruhan, lanjut Kemal, debat yang digelar pada Ahad malam (4/2) di Jakarta itu, menjadi antiklimaks. Sehingga dirinya menilai kegiatan itu bukanlah debat, melainkan musyawarah para calon presiden.
Menurutnya, para calon presiden tampak ingin berupaya mendulang basis elektoral atau ceruk pemilih yang belum menentukan sikap dalam Pemilu nanti. Hal ini yang diperlihatkan dalam debat tersebut.
“Jadi ini strategi untuk mengambil ceruk para pemilih yang belum mengambil sikap dengan tidak perlu menunjukkan basis argumentasi yang sifatnya ideologis,” jelasnya. Kemal menuturkan, jika argumentasi ideologis itu ada seharusnya para calon presiden tersebut tidak saling bersepakat dan tentu mereka harus saling menyikapi.
“Itu baru namanya debat, jadi kita mendapatkan tontonan yang kurang menariklah dalam debat semalam itu,” kata dia. Kemal menilai, para calon presiden tampak sudah menghafal berbagai problem dari berbagai tema debat pada malam itu. Kecuali Prabowo yang menurut Kemal agak tidak menguasai tentang masalah kesehatan.
Pada tema kebudayaan, menurut dia, penyampaian ketiga calon presiden ini sangatlah normatif, di mana rata-rata calon presiden ini bukan para pelaku dan tidak terlibat dalam seni budaya.
“Jadi saya anggap ini hanya ngomong enggak bermakna,” sebut Kemal. Dia menambahkan, pesan dan kesan dalam debat calon presiden terakhir ini tidak memberikan apa-apa, kecuali hanya mengatur protokol statement supaya menjadi aman bagi pihak lain.
“Jadi saling menjaga untuk tidak menyinggung pihak lain dengan mengalah dan tidak membangun argumentasi yang utuh dan kuat dari masing-masing calon presiden,” tutupnya. Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News. Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.