Home Berita BMKG Menetapkan 15 Daerah di Indonesia Berstatus Waspada Dampak Hujan

BMKG Menetapkan 15 Daerah di Indonesia Berstatus Waspada Dampak Hujan

0

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa sebagian besar daerah di Indonesia berpotensi untuk mengalami hujan lebat yang disertai petir dan angin kencang. Sebanyak 15 daerah telah ditetapkan berstatus waspada terdampak bencana oleh BMKG. Daerah-daerah tersebut meliputi Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Papua.

Selain itu, BMKG juga memberikan peringatan dini dampak hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi menyasar wilayah Maluku, NTT, Papua, Papua Barat, Bali, Aceh, Jawa Barat dan Riau.

BMKG memprediksi bahwa beberapa kota seperti Surabaya, Pangkal Pinang, Jambi, Banjarmasin, Makassar, Kendari, Palembang, Denpasar, Serang, Palangka Raya, Samarinda, Ambon, Mataram, Kupang, Jayapura, Manokwari, Mamuju, Medan, dan Gorontalo memiliki potensi hujan dengan intensitas yang berbeda-beda pada siang hari. Sementara itu, wilayah DKI Jakarta masih berpotensi terjadi hujan sedang-lebat pada pagi dan siang hari, berawan pada malam serta dini hari.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto menekankan pentingnya meningkatkan kesiapsiagaan cuaca ekstrem yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi di sebagian besar wilayah Indonesia. Menurutnya, analisa cuaca yang dilakukan BMKG menunjukkan bahwa hingga periode 15 Februari 2024 curah hujan tinggi rata-rata berkisar 150 mm – 300 mm, dan bahkan berpotensi lebih dari itu. Hal ini disebabkan oleh adanya penguatan angin Monsun Asia dan aktifnya gelombang ekuator rossby – kelvin.

Guswanto juga menekankan bahwa informasi mengenai kondisi cuaca ekstrem dihasilkan dari pengamatan sainstifik dan harus direspons dengan semangat meningkatkan kesiapsiagaan dan mitigasi oleh semua pihak untuk meminimalisir risiko dampak bencana.

Artikel ini disusun oleh M. Riezko Bima Elko Prasetyo dan diedit oleh M. Tohamaksun.

Exit mobile version