Majunya Prabowo Subianto sebagai calon presiden 2024 membuat hubungannya dengan Titiek Soeharto menjadi sorotan. Terlebih setelah video pernyataan Titiek Soeharto tentang kemungkinan rujuk beredar.
Dalam video yang viral, Titiek Soeharto tidak membantah atau mengkonfirmasi kabar tentang rujukannya dengan Prabowo. Putri keempat Soeharto hanya menyatakan bahwa hubungannya dengan Prabowo selalu baik.
“Tidak perlu rujuk, hubungan kita baik. Tidak pernah ada perselisihan. Tidak seperti yang dipertontonkan di infotainment bahwa orang yang bercerai harus selisih atau ribut,” kata Titiek Soeharto dalam wawancara dengan Aiman Witjaksono.
“Ikatan kita baik. Kita selalu satu suara. Saya memiliki anak, kita sama-sama membesarkannya dan selalu berkomunikasi. Kita tidak pernah bertengkar, jadi tidak ada istilah rujuk,” tambahnya.
Meskipun demikian, alasan perceraian antara Titiek Soeharto dan Prabowo Subianto sebenarnya apa? Mereka menikah pada tahun 1983 dan memiliki seorang anak bernama Ragowo Hediprasetyo Djojohadikusumo atau Didit Hediprasetyo.
Namun, rumah tangga mereka hanya bertahan 15 tahun dan bercerai pada tahun 1998. Kisah perceraian Titiek pernah dicantumkan dalam buku “Jejak Perlawanan Begawan Pejuang” yang ditulis oleh ayah Prabowo, Sumitro Djojohadikusumo.
Kabarnya, perceraian mereka bermula pada tahun 1995 ketika hubungan keluarga Sumitro dan Soeharto mulai merenggang. Saat itu, Sumitro sering mengkritik kebijakan yang dibuat oleh Soeharto, termasuk dugaan kebocoran dana pembangunan sebesar 30 persen.
Saat Soeharto lengser pada Mei 1998, keluarga Cendana bahkan menuding Prabowo terlibat dalam aksi tersebut. Prabowo saat itu menjabat sebagai Panglima Komando Strategi Angkatan Darat (Pangkostrad) dan dinilai memiliki peran penting dalam mengantisipasi kericuhan massa.
Prabowo kemudian mengumumkan perceraian dengan Titiek bersamaan dengan gejolak politik ini. Namun, hingga sekarang alasan sebenarnya keduanya memutuskan untuk bercerai belum diketahui dengan pasti.
