Ramadhan Bulan Ampunan – Media Kalbar

Date:

Oleh: Mustafa

Ada untaian doa kepada Allah Swt “Allahumma bariklana fi rajaba wa sya’bana wabalighna ramadhan”. Artinya: “Ya Allah, berkahilah umur kami di bulan Rajab dan Sya’ban dan sampaikanlah (umur) kami hingga bulan Ramadhan”. Berdoa dengan penuh pengharapan agar disampaikan umurnya dan bertemu di bulan Ramadahan. Doa ini dipanjatkan pada setiap kesempatan ketika masih berada di bulan Rajab dan bulan Sya’ban.

Kedatangan dan menjalani ibadah puasa bulan Ramadhan beberapa dari kalangan orang-orang muslim terdapat berbagai macam tipe. Pertama, ada orang yang bergembira dan bersuka cita dengan kedatangan bulan Ramadhan. Karena dengan datangnya bulan Ramadhan mereka merasa menerima karunia yang besar dari Allah bisa bertemu kembali dengan bulan Ramadhan yang penuh barakah, rahmat dan ampunan. Sehingga ada kesempatan untuk meningkatkan ibadah dan bertaubat kepada Allah Swt. Sementara beberapa handai taulan dan kerabat sudah ada yang mendahului pulang ke Rahmatullah dan tidak dapat bertemu Ramadhan tahun ini. Orang yang bergembira dan bersuka cita datangnya Ramadhan tentulah orang muslim yang kuat imannya dan ikhlas beribadah kerana Allah. Menjalankan ibadah puasa bukan sebagai beban, tetapi suatu kebutuhan yang penuh kenikmatan.

Kedua, ada orang dengan kedatangan bulan Ramadhan, melaksanakan puasa merasa terbebani, tetapi dibalik kewajiban puasa yang ia tunaikan, muncul kenikmatan tersendiri dalam suasana Ramadhan. Suasana Ramadhan yang dirasakan semakin bermakna, apalagi sering mendengarkan ceramah sebelum tarawih, dan ceramah setelah shalat subuh di masjid atau surau, guna menambah wawasan keislamannya, untuk merasakan nikmat dan indahnya ibadah puasa. Selain berpuasa siang hari juga bisa bersilaturrahmi dengan sesama jamaah di masjid atau surau ketika shalat lima waktu dan tarawih atau ikut tadarus Al-quran.

Ketiga, ada orang dengan kedatangan bulan Ramadahan, perasaan galau dan resah. Tetapi kegalauan dan keresahannya itu tidak tampak secara fisik. Orang seperti ini menganggap puasa itu adalah beban dan kewajiban yang memberatkan, karena berpuasa akan menghalangi kebebasan dan kenyamanan baginya untuk menikmati makan dan minum serta berhubungan suami isteri pada siang hari. Orang semacam ini kalaupun berpuasa bukan kerana Allah, tetapi karena terpaksa yang disebab karena faktor tertentu. Orang yang seperti ini belum merasakan nikmatnya berpuasa, karena dangkalnya iman yang dimiliki. Orang seperti inipun biasanya cenderung malas untuk shalat lail di masjid atau surau, karena ibadah seperti itu dianggap sebagai beban bukan kewajiban dirinya sebagai seorang muslim.

Keempat ada orang dengan kedatangan, menjalani dan mengakhiri puasa di bulan Ramadhan adanya penyesalan dan sedih, karena tidak mampu mengoptimalkan ibadah puasanya selama bulan Ramadhan. Seiring dengan berlalunya bulan Ramadhan ada timbul tanda tanya dan perasaan dalam hatinya apakah ia akan bertemu lagi pada bulan Ramadhan tahun akan datang. Karena diyakini bulan Ramadhan ini di dalamnya penuh rahmat, ampunan dan pembebasan api neraka serta amal ibadah dilipat-lipat gandakan pahalanya, tentu ibadah yang dikerjakannya dengan ikhlas dan mengharap ridha Allah Swt.

Dalam bulan Ramadhan yang penuh mubarak ini, seyogyanya seorang muslim tidak…

*)Penulis: Guru MI Darussalam Pontianak.

Source link

Berita POpuler

Berita Terkait
Related