Seperti yang terjadi di Kota Bandung, di mana hingga Maret ini, tercatat ada 2.098 kasus DBD di Kota Kembang. Merespons kondisi tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung meminta 41 rumah sakit di wilayah setempat siaga untuk menangani lonjakan kasus DBD.
“Kita bersepakat, kalau terjadi kasus DBD maka akan diberikan ruang oleh teman-teman rumah sakit untuk segera ditangani,” kata Penjabat (Pj) Walikota Bandung, Bambang Tirtoyuliono, diwartakan Kantor Berita RMOLJabar, Jumat (29/3).
Bambang juga meminta rumah sakit terus memperbarui data pasien DBD secara berkala. Sehingga, data yang didapat valid dan realtime, untuk selanjutnya dilakukan intervensi program penanggulangan yang efektif.
“Sampai dengan minggu ketiga bulan Maret ada penurunan kasus dibanding awal Maret. Mudah-mudahan datanya valid dan realtime, kita bangun sistem informasinya update,” paparnya.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Anhar Hadian mengatakan, saat ini tingkat keterisian rumah sakit di Bandung mencapai 73,6 persen. Beberapa rumah sakit bahkan didominasi pasien DBD.
“Kota Bandung sedang terjadi kenaikan kasus demam berdarah yang cukup signifikan. Ini menjadi beban juga bagi rumah sakit karena dari data yang kami dapatkan keterisian tempat tidur 73,6 persen, itu cukup tinggi sebetulnya,” kata Anhar.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News. Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.