Bahkan, Bung Karno pernah mengutip ayat Al-Quran di forum Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 1960. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Sukidi dalam peringatan Nuzulul Quran yang diselenggarakan oleh organisasi sayap PDIP, Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi), di Masjid At Taufiq, Lenteng Agung, Jakarta Selatan.
“Kecintaan Bung Karno pada Al-Quran itu disampaikan pada sidang-sidang PBB, di depan para pemimpin dunia, dan beliau presiden pertama di seluruh dunia yang merujuk dan mengutip ayat Al-Quran,” katanya, lewat keterangan tertulis, Sabtu (30/3).
Saat itu Bung Karno mengutip Surat Al-Hujurat ayat 13, yang membuat mata para pemimpin dunia terbelalak. Bunyi surat itu adalah:
“Yaaa ayyuhan naasu innaa khalaqnaakum min zakarinw wa unsaa wa ja’alnaakum shu’uubanw wa qabaaa’ila lita’aarafuu inna akramakum ‘indal laahi atqookum innal laaha ‘Aliimun khabiir”
Artinya: Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha teliti.
“Bung Karno ingin mengingatkan kepada para pemimpin dunia, bahwa kita semua berasal dari seorang laki-laki dan perempuan, dan kita semua diciptakan oleh Tuhan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa, tujuannya apa, agar saling mengenal satu sama lain,” katanya.
Sukidi juga mengatakan, Soekarno sengaja mengutip ayat Al-Quran tersebut untuk mengkritisi seorang filsuf Inggris, Bertrand Russel, yang berpikiran bahwa sejarah kemanusiaan ditentukan oleh dua ideologi besar, kapitalisme dan komunisme.
Soekarno menilai pemikiran filsuf itu sudah tidak relevan. Pada kesempatan tersebut, sang proklamator pun turut memperkenalkan ideologi Pancasila yang sudah ditetapkan sebagai dasar negara Indonesia.
“Bung Karno memperkenalkan Pancasila yang jauh lebih hebat, jauh lebih luhur ketimbang ideologi lain di dunia,” tandasnya.
Dengan rekam jejak tersebut, Sukidi menilai kecintaan Bung Karno terhadap Islam dan Al-Quran tidak perlu diragukan.
Soekarno, lanjutnya, juga menjadi presiden pertama yang menginisiasi peringatan Nuzulul Quran dan Maulid Nabi di Istana, hingga akhirnya hari umat besar Islam tersebut terus dirayakan di Istana, hingga saat ini.
“Bung Karno merupakan presiden pertama yang selalu memperingati Nuzulul Quran di Istana, catat baik-baik. Bukan hanya Nuzulul Quran, tapi juga peringatan Maulid Nabi. Artinya kecintaan Bung Karno pada Al-Quran dan Baginda Rasulullah menjadi satu kebenaran yang tidak dapat disangkal lagi,” katanya.
Hadir dalam acara tersebut, Ketua DPP PDIP yang juga Sekretaris Dewan Penasihat PP Bamusi, Ahmad Basarah.
Tampak juga sejumlah pengurus PP Bamusi, seperti Irvansyah Asmat, Helmi Hidayat, Yulistian Imam Taryudi, Achmad Sahid, Rahmat Sahid, M Sukron, Yayan Sopyani Al Hadi, dan Zulkifli.