Home Berita Pakar Ungkap Potensi Tsunami 20 Meter di Jawa Gegara Gempa Megathrust

Pakar Ungkap Potensi Tsunami 20 Meter di Jawa Gegara Gempa Megathrust

0




Jakarta, CNBC Indonesia – Dua segmen megathrust yang dimonitor secara intensif oleh para peneliti di Indonesia adalah megathrust Mentawai-Suberut dan megathrust Selat Sunda. Pasalnya, kedua segmen tersebut terakhir mengalami gempa lebih dari ratusan tahun lalu. 

Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN, Nuraini Rahma Hanif, menjelaskan siklus gempa megathrust di segmen Selat Sunda terjadi setiap 400 tahun. Menurut pengamatan, pergerakannya setiap tahun mencapai 6 cm. Artinya, dalam 400 tahun pergerakannya bisa mencapai 24 meter. 

“Kalau energinya dilepas sekaligus, kekuatan gempanya bisa M 8,8 kalau satu segmen Selat Sunda saja. Tapi kalau segmennya di seluruh Jawa bisa M 9,0 atau mirip dengan gempa Aceh dan Jepang,” kata Nuraini, dikutip dari channel YouTube resmi BRIN.

“Dari pemodelan tsunami yang kami buat, jika dengan skenario di selatan Jawa, ketinggiannya bisa antara 5-20 meter,” ia menambahkan.

Lebih lanjut, Nuraini mengatakan saat ini terdeteksi akumulasi energi yang lebih besar di Jawa bagian barat, yakni area Lebak, Banten.

“Masih kami monitor terus, mungkin di daerah Lebak Banten bisa sampai 20 meter. Area lainnya kemungkinan 15 meter,” ia menuturkan.

Hingga saat ini belum ada yang bisa memprediksi kapan gempa megathrust akan terjadi di Indonesia. Para peneliti hanya menjabarkan potensi-potensi yang ada, sebab Indonesia dijepit dengan lempeng Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik.

Pertemuan lempeng-lempeng menciptakan bidang megathrust. Saat ini, Indonesia memiliki 15 segmen megathrust yang terdeteksi.

Dalam sejarah, 20 tahun lalu terjadi gempa megathrust besar-besaran di Aceh, yakni pada 2004. Gempa berkekuatan 9,3 SR itu memicu tsunami setinggi 30 meter.

Nuraini menjelaskan gempa megathrust memiliki siklus yang terbagi atas fase interseismic, coseismic, dan postseismic.

Secara singkat, interseismic merupakan fase pengumpulan energi di beberapa bagian lempeng. Saat ini, segmen megathrust di Selat Sunda sedang mengalami fase ini.

Selanjutnya, ada fase coseismic yang merupakan tahap pelepasan energi yang terkumpul dari fase interseismic.

Terakhir, postseismic adalah fase pasca pelepasan energi, lalu mengalami relaksasi hingga akhirnya kembali ke kondisi fase awal atau interseismic.

“Fase-fase ini bisa diukur menggunakan GPS. Pergerakan ini per milimeter. Tapi, milimeter ini kalau di Jawa, pergerakan yang terkunci ke bawah kurang lebih 6 cm per tahun,” kata Nuraini.

(fab/fab)

Saksikan video di bawah ini:

BMKG Sebut Gempa Gunungkidul Dari Zona Megathrust di Selatan DIY





Next Article



Bahaya Megathrust di Indonesia, Bisa Picu Tsunami 34 Meter




Source link

Exit mobile version