Home Berita Peneliti Ungkap Cara Selamat Hidup di Atas Megathrust, Catat!

Peneliti Ungkap Cara Selamat Hidup di Atas Megathrust, Catat!

0



Daftar Isi



Jakarta, CNBC Indonesia – Gempa megathrust bukanlah sesuatu yang baru di Indonesia. Negara ini sangat rentan pada bencana megathrust.

Peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan sejumlah fakta mengenai megathrust. Salah satunya sebagian besar gempa megathrust dan tsunami terjadi di Sumatera, beberapa gempa di Jawa dan cukup banyak di bagian timur Indonesia.

Meski ada wilayah yang kosong, bukan berarti tidak ada potensi tsunami. Namun ini disebut sebagai seismic gap, yakni area yang bisa terjadi gempa besar kapan saja.

“Hasil riset yang telah banyak dilakukan dapat berkontribusi dalam upaya pengurangan risiko gempa,” ujar Peneliti Ahli Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN, Nuraini Rahma Hanifa dikutip dari keterangan resmi BRIN.

“Megathrust beserta potensi gempanya adalah nyata, tetapi hal ini sebagai bagian dari fenomena alam yang harus dihadapi dengan adaptasi dan mitigasi,” imbuhnya.

Lokasi megathrust di Indonesia sudah tergambar pada peta gempa yang tengah diperbarui dan diproyeksikan selesai pada akhir 2024. Dari peta tersebut terlihat lokasinya berada di sisi barat Sumatera hingga selatan Jawa.

“Bidang megathrust ini seukuran Pulau Jawa. Bayangkan jika bergerak 20 meter secara serentak, goncangannya akan sangat besar,” jelasnya.

Megathrust berada di sepanjang 1.000 km dengan bidang kontak selebar 200 km yang mengujam hingga kedalaman sekitar 60 km di bagian selatan Jawa. Ini juga terus mengakumulasi energi yang siap dilepas kapan saja.

“Di bawah Pulau Jawa, terdapat lempeng samudera Indo-Australia yang menghujam ke bawah selatan Jawa, sedangkan di atasnya ada lempeng kontinental. Pertemuan antara lempeng samudra dan lempeng kontinental inilah yang disebut bidang megathrust,” jelasnya.

Dia juga berbicara cara mitigasi dari bencana megathrust. Untuk mengurangi risiko bencana, kapasitas adaptasi penduduk perlu ditingkatkan.

Jika tidak dilakukan namun sebaliknya tahu ada bencana, maka kapasitas masyarakat menjadi rendah. Dia mengatakan bakal meningkatkan risiko bencana.

Rahma menekankan pentingnya pemahaman soal megathrust. Dengan begitu bisa meningkatkan kapasitas adaptasi.

“Kita bisa hidup berdampingan dengan fenomena megathrust, dan bukanlah sesuatu yang harus ditakuti. Kita memang harus hidup bersama dengan megathrust, apalagi kita berada di negara kepulauan,” pungkasnya.

Dalam buku “Tanggap Tangkas Tangguh Menghadapi Bencana” terbitan BNPB, berikut cara mitigasi gempa yang dikutip dari detikcom:

Mitigasi Gempa Bumi

Prabencana

  1. Menyiapkan rencana untuk menyelamatkan diri.
  2. Melakukan latihan rutin yang bermanfaat, seperti merunduk, melindungi kepala, dan bersembunyi di bawah meja.
  3. Menyiapkan alat pemadam kebakaran, alat keselamatan standar, dan obat-obatan.
  4. Membangun konstruksi rumah yang tahan gempa.
  5. Memperhatikan daerah rawan gempa bumi dan aturan penggunaan lahan dari pemerintah.

Saat Bencana

  1. Berlindung di bawah meja. Bila sudah aman, keluar dari rumah.
  2. Saat keluar rumah, perhatikan pecahan kaca, genteng, atau material lain yang berpotensi melukai.
  3. Hindari lift dan pilih tangga darurat untuk evakuasi keluar bangunan.

Pascabencana

  1. Waspada terhadap gempa bumi susulan.
  2. Periksa keberadaan api dan penyebab lainnya yang berpotensi menimbulkan kebakaran.
  3. Berdiri di tempat terbuka.
  4. Hindari daerah rawan longsor.
  5. Jika berada di dalam mobil, hindari berhenti di bawah dan atas jembatan atau rambu-rambu lalu lintas.

Mitigasi Tsunami

Prabencana

  1. Pelajari tanda-tanda sebelum tsunami.
  2. Pantau informasi dari berbagai media resmi mengenai potensi tsunami.
  3. Berlari ke tempat tinggi dan berdiam di sana sementara waktu.
  4. Jauhi area pantai.
  5. Pahami wilayah tempat tinggal dan rute tercepat untuk evakuasi ke dataran yang lebih tinggi.

Saat Bencana

  1. Waspadai gempa susulan yang mungkin terjadi.
  2. Usahakan tetap tenang dan ajak keluarga untuk evakuasi ke tempat tinggi.
  3. Jauhi daerah pantai.
  4. Bila telah sampai di daerah tinggi, bertahanlah di sana. Sebab, gelombang kedua dan ketiga tsunami biasanya lebih besar.

Pascabencana

  1. Utamakan keselamatan dan waspadai instalasi listrik serta pipa gas.
  2. Kembali ke rumah setelah keadaan dinyatakan aman oleh pihak berwenang.
  3. Jauhi area tergenang dan rusak sampai ada informasi lebih lanjut.
  4. Hindari area menggenang karena berpotensi mengandung zat-zat berbahaya.
  5. Tetap di luar gedung yang masih dikelilingi genangan air.

(fab/fab)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Terungkap! Sebab Bisnis & Adopsi Teknologi 5G RI Masih Loyo





Next Article



Bahaya Megathrust di Indonesia, Bisa Picu Tsunami 34 Meter




Source link

Exit mobile version