Nama Meutya begitu viral saat menjadi korban penculikan dan penyanderaan saat bertugas di Irak pada 2005.
Selepas tak lagi menjadi wartawan, wanita kelahiran Bandung, 3 Mei 1978 ini bergabung dengan Partai Golkar.
Pada Pemilu 2009, Meutya menjadi calon legislatif Partai Golkar mewakili rakyat Kota Medan, Daerah Pemilihan 1, Sumatra Utara. Sayang pencalonan pertamanya gagal.
Satu tahun kemudian, berpasangan dengan H Dhani Setiawan Isma, Meutya maju sebagai pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Binjai periode 2010-2015.
Namun upaya Meutya menjadi kepala daerah juga gagal.
Namun di tahun yang lama, Meutya dilantik menjadi anggota DPR dari Partai Golkar untuk menggantikan Burhanudin Napitupulu yang meninggal dunia.
Sejak saat itulah, Meutya selalu lolos ke Senayan melalui Pemilu 2014, 2019, dan 2024.
Selama menjadi wartawan, Meutya menerima sejumlah penghargaan, antara lain National Youth Achievement Award, dari: Pemerintah Singapura, Kartini Bidang Jurnalis, dari: Lions Club Jakarta, Wanita Pemberani, dari: Samsung Award, dan Democracy Award 2019 dari Majalah Moeslim Choice.