Menteri Perdagangan, Budi Santoso, menyampaikan hal itu pada pertemuan bilateral dengan Sekretaris Perdagangan dan Pembangunan Ekonomi Hong Kong, Algernon Yau. Pertemuan bilateral berlangsung pada Rabu waktu setempat, 13 November 2024, di Lima, Peru, di sela-sela APEC Economic Leaders’ Week (AELW) 2024.
Dalam pertemuan itu, Mendag Budi didampingi Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag, Djatmiko Bris Witjaksono.
“Kerja sama konstruktif antara Indonesia dan Hong Kong dapat dilakukan untuk mengoptimalkan potensi perdagangan kedua negara. Selain itu, Indonesia berharap investor Hong Kong dapat berinvestasi pada sektor-sektor berorientasi ekspor, seperti kesehatan, makanan, dan perikanan, ” kata Mendag Budi, melalui keterangannya, Jumat, 15 November 2024.
Pada pertemuan bilateral tersebut, Mendag juga mengapresiasi asistensi teknis dan program peningkatan kapasitas yang diberikan Hong Kong melalui program kerja sama ekonomi dan teknis (ecotech) sebagai bagian dari Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN-Hong Kong (Hong Kong, China Free Trade Agreement/AHKFTA).
Tidak hanya itu, Mendag Budi juga menyambut baik perpanjangan program tersebut hingga 2029.
“Indonesia mencatat kesuksesan program tersebut untuk memperkuat kapasitas pemangku kepentingan dan membina hubungan antara UKM dan pejabat dari ASEAN maupun Hong Kong,” tambah Budi.
Sementara itu, Hong Kong menawarkan program beasiswa di bidang sains, arsitektur, akuntansi, dan hukum di lima Universitas ternama di negara tersebut. Masyarakat Indonesia dapat memanfaatkan penawaran beasiswa tersebut.
Pada Januari-September 2024, total perdagangan kedua negara mencapai 15,14 miliar dolar AS dengan ekspor Indonesia ke Korea Selatan 8,17 miliar dolar AS dan impor Indonesia dari Korea Selatan sebesar 6,97 miliar dolar AS.
Pada 2023, total perdagangan kedua negara mencapai 20,83 miliar dolar AS. Ekspor Indonesia ke Korea Selatan tercatat 10,30 miliar dolar AS dan impor Indonesia dari Korea Selatan sebesar 10,53 miliar dolar AS.
Korea Selatan merupakan negara tujuan ekspor ke-8 dan negara asal impor ke-6 bagi Indonesia. Komoditas ekspor utama Indonesia ke Korea Selatan yaitu batu bara, gas alam, bijih tembaga, LCD dan LED, serta amonia.
Sedangkan produk impor utama Indonesia dari Korea Selatan, yaitu bahan bakar diesel otomotif, bagian sirkuit elektronik terpadu, station wagon dan mobil sport, penggerak motor, serta prosesor sirkuit elektronik terpadu.
Sementara itu, investasi Korea Selatan ke Indonesia pada 2023 tercatat sebesar 2,5 miliar dolar AS. Nilai ini meningkat 10,66 persen dibandingkan tahun 2022.