Teknologi kecerdasan buatan (AI) telah menjadi isu sensitif di kalangan ilmuwan dan pengembangnya. Salah satu ahli AI terkemuka, Yoshua Bengio, dari University of Montreal, mengungkapkan kekhawatiran terhadap dampak AI terhadap masyarakat global. Menurutnya, ada sekelompok orang kuat di belakang pengembangan AI yang ingin menggantikan peran manusia dengan teknologi AI. Hal ini menjadi perhatian serius karena kekuatan dan pengaruh teknologi AI yang semakin berkembang secara besar-besaran.
Bengio bersama dengan ilmuwan lain, termasuk Yann LeCun dan Geoffrey Hinton, menyoroti pentingnya kesadaran terhadap potensi bahaya yang mungkin timbul dari penggantian manusia dengan mesin. Mereka menekankan bahwa kekuatan yang dimiliki oleh teknologi AI harus dikelola dengan bijak dan tidak dieksploitasi untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu. Dengan investasi miliaran dolar AS dalam pengembangan teknologi AI, pemilik modal memiliki peran besar dalam menentukan arah perkembangan AI dan dampaknya terhadap masyarakat dan dunia secara luas.
Saat ini, masih ada perdebatan di kalangan ahli mengenai perkembangan general artificial intelligence (AI yang memiliki kecerdasan setara manusia). Bengio menegaskan bahwa belum ada metode yang cukup matang untuk memastikan bahwa sistem AI tidak akan merugikan manusia. Oleh karena itu, langkah awal yang harus diambil adalah meningkatkan kesadaran dan pengawasan terhadap pengembangan teknologi AI guna memastikan keberlangsungan dan keamanan manusia di era AI yang semakin canggih.

