Benua Afrika mengalami fenomena retakan tanah tidak biasa yang membuat permukaannya terbelah menjadi dua. Para ilmuwan memprediksi, retakan di Afrika akan membentuk pulau raksasa baru di wilayah tersebut di masa depan. Retakan itu disebut sebagai East African Rift (EAR), terbentang sepanjang 6.400 kilometer, dan terlihat jelas di wilayah bagian timur Afrika. Retakan juga diperkirakan akan terus terjadi sepanjang beberapa juta tahun sehingga pada akhirnya membuat Afrika terbelah menjadi dua bagian. Namun retakan seismik ini bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan karena dijadwalkan akan memakan waktu puluhan juta tahun.
Fenomena ini berbeda dengan retakan yang biasanya terjadi, yakni dikarenakan pergeseran tektonik yang saling menjauh sehingga membuat lapisan kerak Bumi dan mantel Bumi atau Litosfer saling terpisah. Sementara itu, EAR terjadi karena adanya gerakan tegak lurus dan paralel. Jadi, permukaan Bumi seperti dirobek ke semua arah. Selain itu, fenomena ini disebut akan membuat Afrika sering diguncang gempa dan struktur batu pada wilayah yang mengalami retakan akan sering pecah. Sebelumnya, hal serupa terjadi di benua pada ratusan juta tahun lalu sehingga permukaan Afrika terpisah dari Amerika Selatan dan membentuk Samudera Atlantik Selatan. Nampaknya, fenomena ini juga akan membuat dasar laut membentuk pulau baru di Samudra Hindia di masa depan, dengan luas Afrika yang menyusut dan terdapat pulau besar dari wilayah Ethiopia dan Somalia menjadi bagian dari Samudra Hindia.