Kabar mengejutkan datang dari Kutub Utara yang kini memiliki posisi baru, meskipun hanya dalam konteks kutub magnetis. Sementara secara geografis masih tetap berada di lokasi yang sama seperti sebelumnya. Kutub utara magnetik pertama kali ditemukan oleh Sir James Clark Ross di wilayah Kanada Utara pada tahun 1831, dan sejak itu para peneliti terus melakukan pelacakan terhadap pergerakan kutub tersebut.
Model Magnetik Dunia (WMM) yang dibuat oleh para ahli dari Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional AS (NOAA) dan Survei Geologi Inggris (BGS) secara berkala diperbarui setiap lima tahun untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. Baru-baru ini, para peneliti mencatat bahwa garis kutub utara magnetik terus menjauh dari Kanada dan menuju ke arah Siberia.
Dikatakan bahwa pergerakan garis kutub magnet ini telah terjadi sejak abad ke-16, tetapi dalam dua dekade terakhir, pergerakannya semakin cepat menuju Siberia. Meskipun kecepatan perubahan posisi garis tersebut semakin bertambah setiap tahun, namun dalam lima tahun terakhir kecepatannya akhirnya melambat menjadi 25 km per tahun. Peta baru yang dibuat berdasarkan temuan ini memiliki resolusi yang lebih tinggi, mencapai lebih dari 10 kali lipat resolusi peta standar sebelumnya.
Menanggapi temuan terbaru ini, William Brown dari BGS menyatakan bahwa perubahan ini mempengaruhi penggunaan pesawat terbang, termasuk peningkatan software navigasi di NATO. Maskapai penerbangan besar sudah mulai meningkatkan software navigasi di armada pesawat mereka, sedangkan militer di NATO juga perlu meningkatkan software untuk peralatan navigasi yang semakin kompleks. Temuan ini memberikan dampak tidak hanya pada navigasi pesawat, tetapi juga pada berbagai aspek lain yang memerlukan pemahaman lebih lanjut untuk menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut.