Para para ahli gempa bumi mengamati peningkatan aktivitas seismik di sekitar pulau Santorini yang terkenal dengan bangunan bercat putih dan pantai berpasir hitam, namun menyatakan bahwa hal itu tidak terkait dengan aktivitas vulkanik. Gempa bumi terkuat yang tercatat memiliki kekuatan 4,6 magnitudo mengguncang pulau tersebut pada Minggu sore, diikuti oleh beberapa gempa bumi lainnya dengan kekuatan di atas 3 magnitudo. Serangkaian rapat darurat diadakan oleh otoritas setempat, dipimpin oleh Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis, untuk mengantisipasi kemungkinan evakuasi. Mereka menyiapkan tenda di stadion luar ruangan, menyediakan personel polisi, pemadam kebakaran, serta unit tanggap bencana khusus dengan anjing pelacak untuk bersiaga. Penduduk pulau diminta untuk menghindari kerumunan di area terbuka dan menjauhi sejumlah pelabuhan kecil, termasuk pelabuhan Fira.
Pemilik rumah dan hotel juga diminta untuk menguras kolam renang mereka sebagai langkah pencegahan karena volume air yang besar bisa mempengaruhi stabilitas bangunan saat terjadi gempa bumi yang kuat. Sekolah di Santorini serta pulau-pulau terdekat Amorgos, Ios, dan Anafi akan ditutup pada hari Senin sebagai langkah keselamatan. Para ahli mengakui bahwa sulit untuk memprediksi apakah aktivitas seismik tersebut berpotensi menyebabkan gempa bumi yang lebih kuat, namun mengingatkan bahwa daerah tersebut dapat mengalami gempa bumi dengan kekuatan mencapai 6 magnitudo.
Dikunjungi oleh sekitar tiga juta orang setiap tahun, termasuk banyak wisatawan asing, Santorini memiliki latar belakang sejarah letusan gunung berapi yang signifikan. Pulau ini terbentuk dari letusan gunung berapi pada sekitar tahun 1600 SM dan terakhir kali mengalami letusan pada tahun 1950. Yunani sendiri terletak di sejumlah garis patahan yang membuat negara ini rawan terhadap gempa bumi.