Sebuah artikel opini yang ditulis oleh Yusuf Ibrahim, seorang wartawan pecinta sepak bola, mengungkapkan kegelisahan mayoritas pendukung Timnas Indonesia. Timnas Indonesia saat ini berada di posisi terbawah klasemen kualifikasi Pra Piala Dunia, karena belum meraih kemenangan dalam 5 pertandingan yang telah dilakoni. Dengan hanya mengumpulkan 3 poin, dari hasil seri dengan Arab, Australia, dan Bahrain, serta dua kekalahan dari China dan Jepang, membuat para pendukung merasa galau.
Kata “galau” sendiri sering digunakan untuk menyatakan perasaan sedih, kebingungan, dan kesal. Perasaan galau ini juga terlihat dari reaksi para pendukung Timnas terhadap pelatih Shin Tae-yong (STY). Banyak pendukung yang mulai meragukan keputusan untuk tetap mencintai pelatih tersebut. Komunikasi yang kurang efektif dalam tim, egosentrisme, dan ketidakmampuan STY dalam berbahasa Indonesia menjadi beberapa alasan yang memunculkan rasa ketidakpuasan di kalangan pendukung Timnas.
Peristiwa-peristiwa yang terjadi di ruang ganti, diskriminasi dalam memilih pemain, dan pilihan DSP yang dianggap aneh oleh publik, semakin membuat citra STY tercoreng di mata publik. Meskipun beberapa respons dari pelatih tersebut dianggap tidak memuaskan, namun STY juga menyadari tekanan yang dialaminya sebagai pelatih di tengah ekspektasi yang tinggi dari masyarakat.
Dalam pertandingan melawan Arab Saudi, harapan untuk meraih kemenangan sangatlah besar. Kemenangan tersebut diharapkan bisa membawa kembali kepercayaan dari pendukung Timnas dan membantu memperbaiki citra STY sebagai pelatih. Sebuah kemenangan di pertandingan tersebut akan membuktikan bahwa STY masih mampu membawa Timnas Indonesia menuju Piala Dunia 2026. Timnas mungkin selamanya, namun pelatih seperti STY tetaplah ada kemungkinan untuk digantikan. Kehadiran Ketum PSSI juga akan menjadi pembahasan menarik di tulisan-tulisan mendatang.