Smartphone telah menjadi bagian penting dari kehidupan kita, memudahkan kita untuk tetap terhubung dan melakukan berbagai aktivitas. Namun, penggunaan smartphone yang berlebihan telah menunjukkan adanya bahaya mental dan fisik. Salah satu dampak negatifnya adalah kondisi yang dikenal sebagai nomofobia, yaitu kecemasan yang muncul jika seseorang tidak membawa ponsel atau tidak bisa dihubungi.
Meskipun nomofobia belum diakui sebagai gangguan mental resmi, namun gejalanya telah terbukti mirip dengan fobia lainnya. Penelitian menunjukkan bahwa prevalensi nomofobia bervariasi luas, tergantung pada faktor demografis. Indonesia sendiri menempati peringkat pertama dalam waktu penggunaan smartphone, dengan warga Indonesia menghabiskan waktu lebih dari 6 jam setiap hari dengan perangkat mobile.
Data dari State of Mobile 2024 menunjukkan bahwa penduduk Indonesia telah menjadi kecanduan smartphone, dengan angka penggunaan yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Meskipun memiliki manfaat yang banyak, penting bagi kita untuk menyadari potensi bahaya penggunaan smartphone yang berlebihan terhadap kesehatan mental dan fisik kita. Judul video: Bos Teknologi Tegaskan AI Bukan Ancaman Untuk Pekerja
Jadi, meskipun smartphone memberikan kemudahan dalam berbagai aktivitas, penting untuk menggunakan alat ini dengan bijak dan tidak berlebihan. Selalu menyadari dampaknya terhadap kesehatan mental dan fisik kita. Salah satu cara untuk mengatasi hal ini adalah dengan mengenali gejala nomofobia dan berusaha untuk mengurangi penggunaan smartphone yang berlebihan.
