Uber, raksasa transportasi online yang dahulu beroperasi di Indonesia, kini lebih fokus untuk mendominasi industri transportasi online di berbagai negara. Pasca menjual bisnisnya di Asia Tenggara pada tahun 2018, Uber mulai melakukan penyesuaian model bisnisnya untuk tetap bersaing dengan kompetitor lokal di berbagai negara, termasuk di India. Salah satu langkah yang diambil Uber adalah dengan menghentikan potongan biaya komisi untuk driver online yang menggunakan aplikasinya.
Perubahan model bisnis khususnya berlaku untuk moda transportasi roda tiga, atau yang dikenal sebagai bajaj di Indonesia. Dengan langkah ini, Uber berharap dapat meningkatkan daya saingnya dan mendapatkan pendapatan yang lebih besar di India. Model baru ini akan meminta setoran harian dari driver online sebagai pengganti biaya komisi untuk menggunakan platform Uber dan terhubung dengan penumpang.
India bukanlah satu-satunya negara yang mendapatkan perubahan ini. Uber sebelumnya juga telah menghentikan penarikan komisi untuk moda transportasi bajaj di Bangladesh dan beberapa negara Asia. Selain itu, Uber juga memperkenalkan model langganan untuk sepeda dan bajaj otomatis di negara-negara tersebut. Penarikan komisi biasa sebelumnya berkisar antara 25-40% untuk tiap perjalanan, sedangkan kompetitor seperti Rapido dan Namma Yatri menggunakan skema langganan tanpa komisi.
Driver online yang menggunakan layanan bajaj di India akan dikenai setoran harian sebesar 20-40 rupee, tergantung dari kota domisili driver. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap meningkatnya persaingan dengan pemain lokal sehingga Uber harus melakukan penyesuaian model bisnis untuk tetap bersaing dan mempertahankan pangsa pasarnya di India.