Dalam sebuah pertemuan, penyarankan diberikan kepada Javad Zarif untuk kembali ke dunia akademis guna mengurangi tekanan terhadap pemerintahan Presiden Massoud Pezeshkian. Zarif mengungkapkan dalam unggahan media sosialnya rasa terima kasih atas kesempatan mengabdi selama sembilan bulan terakhir, namun ia juga menyebut enam bulan terakhir sebagai periode paling pahit dalam karirnya. Ia merasa terhina, difitnah, dan diancam secara terus-menerus karena kewarganegaraan ganda keluarganya yang mencapai tingkat yang tak tertahankan, terutama dari kelompok konservatif Perseverance Front. Meskipun telah memberikan pembelaan hukum, tekanan politik terus meningkat, terutama terkait perannya dalam membuka jalur perundingan dengan Amerika Serikat. Pengunduran diri Zarif, mantan menteri luar negeri Iran dikenal sebagai arsitek kesepakatan nuklir 2015, telah dikonfirmasi oleh IRNA, namun belum ada tanggapan resmi dari Presiden Pezeshkian. Keputusan mundur Zarif terjadi di tengah pergolakan politik yang semakin memanas di Iran, yang ditandai dengan pemakzulan Menteri Ekonomi Abdolnaser Hemmati oleh Parlemen Iran sebagai bentuk tekanan terhadap faksi-faksi reformis.
Javad Zarif Resigns as Iran’s Strategic VP Amid Political Tensions
Date: