Giant Sea Wall, atau Tanggul Laut Raksasa adalah struktur besar yang dibangun di sepanjang garis pantai untuk memisahkan daratan dan laut, dengan tujuan utama mencegah erosi dan kerusakan akibat gelombang. Di Jakarta, konsep ini diwujudkan melalui proyek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD), yang dirancang untuk melindungi kota Jakarta dari ancaman banjir rob dan penurunan permukaan tanah.
Jakarta menghadapi tantangan serius terkait penurunan permukaan tanah dan kenaikan muka air laut, yang menyebabkan banjir rob terutama di wilayah pesisir utara. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah merencanakan pembangunan Giant Sea Wall sebagai bagian dari strategi jangka panjang untuk menciptakan kota yang lebih tahan terhadap perubahan iklim dan melindungi jutaan penduduk Jakarta dari bencana banjir rob.
Proyek NCICD dibagi menjadi beberapa fase pembangunan, yaitu Fase A yang mencakup pembangunan tanggul pantai di pesisir, Fase B dan C yang melibatkan pembangunan Giant Sea Wall menjorok ke laut, serta rehabilitasi dan pengembangan infrastruktur drainase, pengelolaan air tanah, dan penghijauan kota. Giant Sea Wall berperan sebagai perlindungan terhadap erosi, banjir rob, dan stabilisasi area pesisir.
Namun, pembangunan Giant Sea Wall memerlukan investasi yang signifikan dan perencanaan matang untuk menghindari dampak negatif terhadap ekosistem laut dan masyarakat pesisir. Keterlibatan pemangku kepentingan seperti pemerintah, ahli lingkungan, dan masyarakat lokal sangat penting dalam proses ini. Dengan perencanaan yang tepat dan kolaborasi yang baik, Giant Sea Wall dapat menjadi solusi infrastruktur yang memberikan manfaat jangka panjang bagi keberlanjutan wilayah pesisir.
