Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Krisantus Kurniawan, mengungkapkan kekecewaannya terhadap praktik korupsi yang dilakukan oleh Direktur Utama Pertamina Patra Niaga. Meskipun menerima gaji besar, mereka masih terlibat dalam oplosan bbm, mengubah Pertalite menjadi Pertamax.
Dalam sambutannya saat acara ramah tamah dan buka bersama di Pendopo Gubernur Kalimantan Barat, Krisantus menyoroti masalah ini dengan menyampaikan keprihatinannya. Krisantus sangat prihatin dengan kondisi ini, terutama karena dampaknya bisa dirasakan oleh masyarakat yang menggunakan bbm tersebut.
Selain itu, Krisantus juga mengingatkan Pentamina untuk mempertimbangkan penerapan Barcode di SPBU. Menurutnya, sistem Barcode ini justru menyulitkan masyarakat dalam mengakses BBM. Krisantus menekankan bahwa penerapan Barcode seharusnya mempermudah proses pembelian bbm, bukan malah membuatnya rumit.
Pernyataan Krisantus ini muncul setelah viralnya protesnya terkait keharusan menggunakan Barcode saat mengisi bbm di SPBU. Hal ini juga ditujukan untuk membangkitkan kesadaran akan praktik korupsi yang seharusnya dihindari. Dengan demikian, Krisantus dan Gubernur Kalimantan Barat berharap agar Pertamina dapat lebih transparan dan memprioritaskan kepentingan masyarakat dalam setiap kebijakannya.