Organisasi pers Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) merayakan ulang tahunnya yang kedelapan pada 7 Maret 2025 dengan pertumbuhan teknologi yang semakin pesat. Disrupsi teknologi yang terus berlanjut membawa konsekuensi baru, yaitu disrupsi multidimensi. Hal ini ditandai dengan serangan dari berbagai sisi yang melumpuhkan media dari segi bisnis, keredaksian, jurnalisme, distribusi, dan pemasaran. Persaingan antar platform media semakin intens, tidak hanya antar perusahaan pers, tetapi juga dengan media sosial dan global seperti Google dan Facebook.
Media platform cetak seakan terus tergerus oleh platform televisi dan online. Media televisi pun tersaingi oleh media sosial dengan berbagai layanan aplikasi seperti YouTube. Sementara itu, media global seperti Google juga turut serta dalam mendistribusikan berita dan iklan dengan bantuan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang kadangkala menyajikan informasi yang belum terverifikasi secara akurat.
SMSI hadir dalam situasi ini sebagai media alternatif yang berusaha untuk tetap eksis dan beradaptasi di era disrupsi teknologi. Dengan mengusung motto jurnalisme yang berkualitas, SMSI berusaha membedakan diri dengan fokus pada fakta, data, dan verifikasi yang ketat. Meskipun AI terus berkembang dan mendominasi bidang informasi, SMSI tetap memilih untuk mendidik anggotanya agar bekerja langsung di lapangan untuk menghasilkan konten yang berkualitas.
Sebagai organisasi nasional yang memiliki sekitar 2.700 anggota, SMSI terus bertumbuh dan berkembang. Dengan soliditas dan ketahanannya dalam menghadapi disrupsi teknologi, SMSI berhasil memposisikan diri sebagai bagian dari perubahan era 4.0. Melalui berbagai program dan kerjasama, SMSI berkomitmen untuk menguatkan posisinya di dunia pers dan membangun hubungan yang kokoh dengan berbagai pihak terkait, baik di tingkat nasional maupun internasional.
