Tanda-tanda petaka akibat perubahan iklim semakin meresahkan, dengan beberapa kota besar di seluruh dunia diprediksi akan tenggelam akibat kenaikan level air laut yang disebabkan oleh melelehnya gunung es di kutub Bumi. NASA memperkirakan ketinggian air laut akan meningkat hingga 3-6 kaki pada tahun 2100. Dampak dari hal ini bisa membuat ratusan juta orang kehilangan tempat tinggal mereka, terutama di daerah pesisir yang sudah terancam oleh banjir. Banjir, sebagai bencana alam yang umum, kini terjadi lebih sering dan telah menggenangi beberapa wilayah di Jabodetabek dan Jawa pada awal Maret 2025.
Jakarta, sebagai salah satu kota besar, termasuk dalam prediksi tenggelam tersebut. Kota ini diketahui sebagai salah satu kota yang paling cepat terendam di dunia, dengan air laut naik secara signifikan setiap tahun. Jakarta secara geografis terletak di dataran rendah yang dulunya dipenuhi rawa, dengan 13 sungai yang melintasi wilayahnya menuju Laut Jawa, membuatnya sangat rentan terhadap banjir dan kenaikan permukaan air.
Pergeseran Ibukota Negara (IKN) dari Jakarta juga menjadi bagian dari rencana pemerintah Indonesia mengantisipasi dampak banjir yang terus meningkat dan risiko kota tenggelam. IKN diharapkan akan selesai pada 2045 dan menjadi tempat perlindungan bagi penduduk Jakarta yang terancam tenggelam. Selain Jakarta, beberapa kota besar dunia lain yang diprediksi akan tenggelam termasuk Alexandria (Mesir), Miami (Florida), Lagos (Nigeria), Dhaka (Bangladesh), dan beberapa kota di Asia Tenggara seperti Bangkok, Yangon, dan Manila.
