China Mengungguli AS dalam Perlombaan AI
Amerika Serikat (AS) sekarang harus mengakui bahwa dominasinya dalam sektor kecerdasan buatan (AI) terancam oleh China. Perusahaan-perusahaan China yang fokus pada AI telah muncul dan mulai menggeser posisi AS dalam bidang ini.
Awal mula popularitas AI dimulai dengan ChatGPT dari OpenAI AS beberapa tahun lalu. Sejak itu, sejumlah perusahaan AS seperti Google, Meta, dan xAI juga turut serta dalam perlombaan AI. Namun, laporan terbaru dari Institute for Human Centered AI (HAI) Universitas Stanford menunjukkan bahwa Open AI dan Google masih bergegas untuk membangun AI terbaik.
Melalui model terbaru mereka, DeepSeek, China berhasil membuat gebrakan yang mengguncang pasar saham dan perusahaan teknologi AS. Laporan dari HAI menunjukkan bahwa model China, R1, berada di peringkat teratas bersama dengan model-model terbaik dari AS.
Direktur penelitian di HAI, Vanessa Parli, menjelaskan bahwa model-model China mulai mengejar ketertinggalan dalam performa terhadap model AS. Namun, sejumlah pemain baru dari berbagai negara juga mulai muncul dalam dunia AI.
Selain China dan AS, Eropa juga telah berhasil menghasilkan tiga model AI. Selain itu, munculnya model-model AI dari wilayah lain seperti Timur Tengah, Amerika Latin, dan Asia Tenggara turut memberikan warna baru dalam perlombaan AI ini.
Tidak hanya itu, beberapa model AI juga menggunakan model terbuka yang dapat diunduh dan dimodifikasi secara gratis. Meta dengan Llama, DeepSeek, dan Mistral dari Perancis adalah contoh-contoh model AI dengan pendekatan ini.
ChatGPT juga mengumumkan rencananya untuk menggunakan model sumber terbuka pertengahan tahun ini. Ini menunjukkan bahwa kesenjangan antara model terbuka dan model tertutup semakin menipis di kalangan perusahaan AI. Meskipun sebagian besar masih menggunakan sumber tertutup, namun tren penggunaan model terbuka semakin meningkat.