Meta, perusahaan induk dari Facebook, Instagram, dan WhatsApp, diketahui menghadapi gugatan monopoli dari Komisi Perdagangan Federal (FTC). CEO Meta, Mark Zuckerberg, membantah klaim tersebut dengan mengatakan bahwa persaingan mereka cukup sengit, terutama dengan aplikasi media sosial TikTok milik ByteDance dari China. Zuckerberg menyebut TikTok sebagai ancaman kompetisi tertinggi bagi Facebook dan Instagram, sebagaimana laporan Business of Apps menyatakan bahwa TikTok merupakan aplikasi yang paling banyak diinstal sepanjang 2024, mengalahkan Instagram.
Meskipun FTC menuduh Meta melakukan monopoli dengan mengakuisisi Instagram dan WhatsApp, perusahaan tersebut mengklaim masih menghadapi persaingan yang ketat dengan aplikasi media sosial lainnya seperti TikTok, YouTube, dan lainnya. Selama diinterogasi oleh FTC, Zuckerberg juga menyoroti persaingan dengan TikTok dan YouTube, serta menjelaskan alasan di balik keputusan akuisisi Instagram. Kepala pengacara Meta, Mark Hansen, juga memberikan argumen terkait akuisisi WhatsApp pada 2014.
Dengan menghadapi gugatan monopoli tersebut, Meta berupaya membuktikan bahwa ada kompetisi yang sengit dan bahwa mereka tidak melakukan praktik monopoli. Dengan perkembangan persaingan di dunia media sosial, posisi Meta dihadang oleh keberadaan TikTok yang semakin populer dan diminati oleh pengguna. Zuckerberg juga menekankan pertimbangannya dalam memilih antara membangun layanan sendiri atau mengakuisisi perusahaan yang sudah mapan.
Kesimpulannya, sementara Meta berusaha membela diri dari tuduhan monopoli, persaingan yang semakin ketat, terutama dengan popularitas TikTok, menjadi tantangan baru yang harus dihadapi perusahaan induk dari Facebook, Instagram, dan WhatsApp.StringRef: CNBC Indonesia