Upaya Amerika Serikat (AS) untuk menghambat perkembangan teknologi China semakin intensif, dengan memperketat pembatasan ekspor chip ke China, serta mengancam perusahaan dan negara yang menggunakan chip AI Ascend milik Huawei. Biro Keamanan dan Industri (BIS) AS mengklaim bahwa penggunaan chip Huawei melanggar aturan AS, dan perusahaan atau negara yang ingin bermitra dengan AS di masa depan harus menghentikan penggunaan chip Huawei. Adanya laporan tentang chip baru Huawei yang akan menggantikan peran Nvidia menjadi sorotan utama setelah AS meningkatkan pembatasan penjualan chip Nvidia ke China. Respons dari pemerintah China terhadap ancaman AS ini mengecam kebijakan diskriminatif AS terhadap China, segera meminta AS untuk memperbaiki kesalahannya dan menghentikan diskriminasi terhadap China. Ketegangan baru ini muncul setelah AS dan China sepakat menunda perang dagang dengan menangguhkan tarif hingga 90 hari ke depan. Namun, China menilai bahwa tindakan AS telah merusak konsensus yang dicapai, menyebabkan China bersiap mengambil tindakan tegas jika kepentingan negaranya terus dirugikan. Pernyataan dari Kementerian Perdagangan China menegaskan penentangannya terhadap pembatasan ekspor yang diberlakukan AS, dan menekankan bahwa menghambat satu pihak tidak akan membuat pihak lain maju.
