Mendaki gunung memerlukan persiapan yang matang karena terdapat banyak risiko seperti terjatuh selama pendakian. Kasus Juliana Marins yang tewas saat mendaki Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat menjadi pengingat penting bagi para pendaki untuk selalu waspada. Di Pegunungan Alpen saja, sekitar 40 juta orang setiap tahunnya mendaki, termasuk yang memiliki pengalaman terbatas dan kondisi fisik yang buruk. Meskipun hiking relatif aman, jumlah kecelakaan tetap meningkat, seperti terungkap dalam studi kecelakaan gunung di Prancis tahun lalu.
Menurut data, lebih dari 75% kecelakaan terjadi saat menuruni gunung, dengan faktor-faktor seperti gerak cepat, kontraksi otot eksentrik, kelelahan, dan konsumsi alkohol dapat meningkatkan risiko terjatuh. Kecelakaan mayoritas terjadi saat cuaca cerah dan di jalur yang sudah ditandai. Selain itu, data menunjukkan bahwa kecelakaan fatal lebih banyak menimpa laki-laki, meskipun wanita memiliki jumlah kecelakaan tidak fatal yang lebih tinggi.
Kasus Juliana Marins sendiri masih dalam proses evakuasi hingga saat ini. Pada Senin, tim SAR Gabungan melakukan upaya evakuasi dengan menghadapi medan ekstrem dan cuaca yang dinamis. Dalam rapat evaluasi, Gubernur NTB berencana menggunakan helikopter untuk mempercepat proses penyelamatan. Namun, proses evakuasi dengan helikopter memerlukan pertimbangan karena spesifikasi helikopter dan kondisi cuaca turut memengaruhi keselamatan operasi penyelamatan.