Nvidia, perusahaan teknologi terkemuka, kini bangkit setelah mengalami tantangan kontrol ekspor dari Presiden AS Donald Trump. Guncangan akibat larangan menjual chip H20 untuk pasar China membuat saham Nvidia merosot. Namun, perusahaan yang didirikan Jensen Huang itu segera pulih dan kembali ke jalur sukses.
Nvidia kini menduduki posisi teratas dalam daftar perusahaan paling bernilai di dunia, mengalahkan perusahaan raksasa teknologi lainnya seperti Microsoft, Apple, Amazon, Alphabet, dan Meta. Dengan nilai pasar mencapai US$3,86 triliun, Nvidia unggul dari Microsoft dan Apple yang masing-masing bernilai US$3,68 triliun dan US$3,1 triliun. Meskipun belum menyamai rekor tertinggi Apple, analis memperkirakan Nvidia dan Microsoft dapat mencapai kapitalisasi lebih dari US$4 triliun dalam waktu dekat.
Optimisme dalam pasar terhadap Nvidia didorong oleh posisinya yang masih unggul dalam sektor kecerdasan buatan (AI). Permintaan chip AI Nvidia diyakini akan terus meningkat, mendukung pertumbuhan perusahaan. Meskipun pernah dihadapkan pada tantangan larangan ekspor oleh Trump, dengan kebijakan yang lebih ketat untuk China, Nvidia mampu untuk bangkit kembali dan menunjukkan potensi besar di pasar global.
Sementara itu, perusahaan lain seperti Meta, Broadcom, dan Amazon juga mengalami kenaikan nilai pasar dalam periode yang sama. Meta melonjak 14% menjadi US$1,86 triliun, sedangkan Broadcom dan Amazon juga mencatat kenaikan masing-masing 13,9% dan 7%. Kesuksesan dan pertumbuhan Nvidia bersamaan dengan perubahan dinamis dalam pasar teknologi global, menunjukkan potensi perusahaan untuk terus tumbuh dan bersaing di tingkat internasional.