Sebuah penelitian baru-baru ini berhasil menggambarkan wajah seorang wanita dari masa lalu menggunakan DNA kuno yang ditemukan dari kerangka yang sudah berusia puluhan tahun. Hasil dari penelitian ini memberikan informasi yang menarik dan menjawab asumsi yang sebelumnya ada. Wanita dari 10.500 tahun lalu ini diperkirakan berusia antara 35-60 tahun dengan mata berwarna biru dan kulit sedikit lebih terang daripada rata-rata manusia pada periode Mesolitikum di Eropa Barat. Penelitian ini dilakukan oleh arkeolog dari Universitas Ghent, Isabelle De Groote, mengungkapkan bahwa wanita tersebut berasal dari kelompok populasi yang sama dengan Manusia Cheddar, meskipun tinggal di wilayah yang sekarang menjadi Inggris dengan kulit yang lebih terang.
Informasi yang ditemukan dalam penelitian ini menantang pandangan sebelumnya tentang pemburu dan peramu Eropa memiliki susunan genetik yang serupa. Philippe Crombe, arkeolog dari universitas yang sama dengan peneliti ini, mengatakan bahwa hasil analisis DNA kuno ini menunjukkan variasi yang cukup besar dalam warna kulit dari populasi yang berbeda. Penemuan ini mengejutkan namun sekaligus memperluas pemahaman kita tentang varietas genetik di wilayah Eropa Barat. Dengan kualitas DNA yang cukup baik diambil dari tengkorak wanita ini, tim peneliti dapat membuat rekonstruksi yang sangat terperinci.
Penemuan kerangka wanita ini dilakukan di gua Margaux Dinant pada tahun 1988-1989, di mana selain wanita tersebut, terdapat delapan kerangka wanita lain dalam situs tersebut. De Groote menjelaskan bahwa banyak kerangka tersebut ditaburi oker yang terkait dengan ritual atau simbolisme, dengan beberapa kerangka ditutupi pecahan batu dan satu orang memiliki bekas luka sayatan di tengkorak setelah kematiannya. Gua pemakaman ini terlihat telah digunakan oleh berbagai kelompok orang sebagai tempat peristirahatan untuk ratusan tahun, menggambarkan kehidupan pemburu-pengumpul yang berpindah-pindah.
