Home Berita Raja Ojol Tinggalkan RI dan Dampaknya pada Driver

Raja Ojol Tinggalkan RI dan Dampaknya pada Driver

0

Industri taksi otomatis atau robotaxi semakin mengancam eksistensi driver online dalam beberapa tahun terakhir. Perusahaan teknologi besar dari AS dan China bersaing mengembangkan layanan robotaxi meskipun masih dihadapkan pada isu keamanan dan regulasi yang kompleks. Uber, sebagai salah satu pemain utama dalam industri transportasi online, terus beradaptasi dengan tren baru ini dengan menggandeng mitra seperti Lucid, Waymo, Baidu, Pony.ai, WeRide, dan Momenta. Kemitraan ini bertujuan untuk memperluas pasar robotaxi tidak hanya di AS, tetapi juga di seluruh dunia.

Meskipun Uber pernah mengalami kendala dalam bisnis kendaraan otonomnya, perusahaan kembali menawarkan layanan robotaxi dengan pendekatan yang berbeda. Baru-baru ini, Uber mengumumkan rencana untuk memperluas layanan robotaxi di Atlanta setelah sukses di Austin, Texas. Layanan ini menggunakan mobil listrik Jaguar I-PACE yang dikendalikan sepenuhnya oleh sistem otomatis tanpa sopir. Dalam ekspansi tersebut, Uber bekerjasama dengan berbagai teknologi di AS dan China, memberikan sinyal bahwa perusahaan masih sangat serius dalam mengembangkan robotaxi.

Meski Uber pernah beroperasi di Indonesia sebelumnya, persaingan sengit dengan pemain lokal dan regional membuat perusahaan memutuskan untuk keluar dari pasar pada 2018. Namun, kehadiran Uber dalam panggung global semakin kuat, terutama dengan strategi pengembangan layanan robotaxi. Dengan demikian, dampaknya bagi para driver online juga semakin terasa, mengingat perkembangan pesat teknologi otonom yang dibawa Uber.

Source link

Exit mobile version