Gempa bumi selalu menjadi ancaman serius bagi banyak negara di dunia, terutama bagi yang berada di wilayah Cincin Api Pasifik. Peristiwa gempa besar seperti yang terjadi di Semenanjung Kamchatka, Rusia, pada 30 Juli 2025 yang berkekuatan M 8,7, memicu peringatan tsunami di beberapa wilayah Pasifik menjadi peristiwa yang tak boleh disepelekan. Gempa bumi terjadi akibat pergerakan dan tumbukan lempeng tektonik yang menghasilkan energi luar biasa besar di bawah permukaan bumi. Kawasan Cincin Api Pasifik, termasuk Indonesia, Jepang, dan Chile, merupakan wilayah yang paling rawan terkena gempa, dengan sekitar 90 persen dari seluruh gempa bumi di dunia terjadi di sana.
Daftar 10 gempa bumi terbesar dalam sejarah modern mencakup peristiwa tragis seperti Gempa Valdivia, Chile (1960) dengan magnitudo 9,5 yang mengakibatkan tsunami dahsyat hingga ke Samudera Pasifik dan menewaskan ribuan orang. Gempa besar lainnya termasuk Gempa Aceh, Indonesia (2004) dengan magnitudo 9,1 yang memicu tsunami hingga 30 meter yang menyapu pesisir barat Aceh dan menewaskan lebih dari 230.000 jiwa. Peristiwa-peristiwa seperti ini menjadi pengingat bahwa mitigasi bencana gempa bumi sangat penting, terutama di wilayah yang rentan terkena dampak gempa. Sistem peringatan dini dan edukasi kebencanaan merupakan bagian penting dari upaya untuk meminimalisir risiko korban jiwa dan kerusakan akibat gempa bumi.