Perang tarif yang dilancarkan Amerika Serikat (AS) terus berlanjut dengan Presiden AS, Donald Trump, mengumumkan rencana untuk memperkenalkan tarif baru pada chip dan semikonduktor pekan depan. Keputusan ini diambil dengan tujuan mendorong produksi chip dan semikonduktor di dalam negeri AS. Meskipun detail terkait tarif belum diungkap sepenuhnya, keputusan ini merupakan respons terhadap lonjakan permintaan global akan chip dan semikonduktor, terutama dalam konteks perkembangan teknologi AI. Taiwan, sebagai pusat produksi chip terkemuka, dikenal sebagai produsen semikonduktor terdepan dengan klien-klien besar seperti Apple, Nvidia, Qualcomm, dan AMD.
Tindakan Trump ini mengikuti perintah eksekutif sebelumnya yang menaikkan bea masuk terhadap sejumlah impor, termasuk dengan menaikkan tarif untuk barang-barang Taiwan. Meskipun tarif baru yang akan dikenakan Taiwan lebih rendah dari yang sebelumnya diancamkan, Trump menegaskan bahwa perang tarif masih berlanjut dan berpotensi untuk merambah ke berbagai sektor, bahkan menyebut bahwa tarif untuk produk farmasi impor bisa mencapai 250%. Meskipun dukungan terhadap kebijakan tarif menurun, Trump tetap teguh dalam pendekatannya. Perang tarif ini memunculkan berbagai dampak ekonomi dan merupakan isu yang terus berkembang dengan keputusan tarif baru yang diumumkan setiap minggu.