Amerika Serikat (AS) telah mengeluarkan lisensi untuk Nvidia Corp guna mengekspor chip H20 ke China setelah sebelumnya diberlakukan larangan sejak bulan April. Langkah ini merupakan berita baik bagi produsen chip AI terbesar karena dapat kembali memasuki pasar China yang penting baginya.
Departemen Perdagangan AS telah memulai proses penerbitan lisensi ekspor Nvidia ke China, demikian dilaporkan oleh seorang pejabat AS kepada Reuters. Sebelumnya, larangan penjualan chip H20 telah dicabut oleh pemerintah AS bulan lalu dengan perkiraan potensi memangkas penjualan hingga US$ 8 miliar atau sekitar Rp131,92 triliun. Nvidia telah mengadaptasi desain chip tersebut sesuai dengan regulasi ekspor chip AI era pemerintahan Presiden Joe Biden.
CEO Nvidia, Jensen Huang, dilaporkan telah bertemu dengan Presiden Donald Trump minggu lalu berdasarkan informasi dari dua sumber terpercaya. Meskipun Nvidia menolak berkomentar terkait pertemuan tersebut, belum ada tanggapan resmi dari Gedung Putih.
Nvidia telah mengajukan izin untuk kembali menjual chip H20 ke China dan telah mendapat jaminan bahwa lisensi akan segera diterbitkan. Namun, belum ada informasi jelas terkait jumlah lisensi yang dikeluarkan dan nilai pengiriman yang diizinkan.
Meskipun China menyumbang 12,5% dari total pendapatan Nvidia, namun larangan ekspor chip AI ke negara tersebut masih berlaku kecuali untuk chip H20. Hal ini merupakan langkah pemerintah AS untuk membatasi perkembangan AI dan teknologi militer Beijing.
Nvidia memastikan bahwa chip H20 tidak memiliki “pintu belakang” yang memungkinkan akses atau kontrol jarak jauh, sebagai tanggapan atas kekhawatiran keamanan yang diajukan oleh pihak berwenang China. Inilah gambaran mengenai keputusan yang diambil terkait lisensi ekspor chip AI Nvidia ke China yang dapat menguntungkan kedua belah pihak.
