Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menyampaikan komitmennya untuk mengarahkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) menuju kondisi tanpa defisit. Pidatonya pada Penyampaian Rancangan APBN Tahun Anggaran 2026 di Kompleks Parlemen menegaskan tekad pemerintah untuk efisiensi dan kecilnya defisit anggaran. Dalam rancangan APBN 2026, belanja negara dialokasikan Rp 3.786,5 triliun dengan target pendapatan negara mencapai Rp 3.147,7 triliun dan defisit anggaran mencapai Rp 638,8 triliun atau 2,48% dari Produk Domestik Bruto (PDB), didukung pembiayaan yang pruden, inovatif, dan berkelanjutan.
Prabowo menyoroti pentingnya keberanian dan tekad untuk mengatasi kebocoran anggaran, serta meminta dukungan dari seluruh kekuatan politik di Indonesia. Ia menegaskan bahwa pembiayaan kreatif dan inovatif akan ditingkatkan untuk mengurangi ketergantungan pembiayaan pembangunan pada APBN, sambil menjaga APBN fleksibel dan adaptif dalam menghadapi guncangan global.
Presiden menekankan bahwa penerimaan perpajakan akan terus ditingkatkan untuk melindungi iklim investasi dan keberlanjutan usaha, sementara insentif fiskal akan diberikan untuk mendukung aktivitas ekonomi strategis. Pengelolaan sumber daya alam juga akan diperkuat untuk digunakan demi kemakmuran rakyat, dengan pengelolaan aset negara yang efisien dan produktif untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Itulah yang disampaikan Prabowo dalam upayanya menuju APBN tanpa defisit.