Indonesia, yang ditulis oleh Prabowo Subianto, memiliki paradoks. Negara ini kaya akan sumber daya alam dan manusia, namun sebagian besar rakyat masih hidup dalam kemiskinan. Subianto menegaskan bahwa ekonomi Indonesia tidak sehat jika dibandingkan dengan pencapaian negara lain selama 30 tahun terakhir. Sebagai contoh, Tiongkok memiliki pertumbuhan ekonomi yang pesat karena menerapkan prinsip-prinsip kapitalisme negara, menggunakan BUMN sebagai ujung tombak pembangunan ekonominya. Di sisi lain, Indonesia malah banyak menyerahkan pengelolaan ekonomi ke mekanisme pasar dan terjebak dalam sistem oligarki.
Menurut Subianto, keputusan politik menentukan apakah rakyat Indonesia hidup sejahtera atau miskin. Kekayaan negara harus dikelola dengan baik melalui keputusan politik yang tepat. Paradoks ini disebabkan oleh kepemimpinan yang kurang arif dan keinginan untuk mengambil keputusan politik yang tepat. Namun, Subianto tetap optimis bahwa dengan jiwa kepemimpinan yang baik, Indonesia bisa menjadi negara kuat dan terhormat.
Subianto juga menyoroti pentingnya pertumbuhan ekonomi dua digit untuk membantu Indonesia keluar dari middle income trap. Dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, Indonesia bisa menjadi negara yang lebih maju dan berdaya saing. Subianto menyerukan agar bangsa Indonesia tidak puas dengan pertumbuhan ekonomi 5% dan harus berusaha untuk keluar dari kondisi middle income trap.
Buku ini merupakan panggilan untuk sadar akan paradoks Indonesia dan memperkuat ekonomi serta kepemimpinan negara ke depan. Subianto menegaskan bahwa melalui strategi yang benar, manajemen yang baik, dan pemerintahan yang bersih, Indonesia bisa menjadi negara yang cukup kuat untuk mencapai cita-cita kemerdekaan.
