Balikpapan (ANTARA) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Balikpapan mendeteksi penurunan jumlah titik panas di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) dalam empat hari terakhir dari 181 titik menjadi 76 titik, turun jadi 41 titik, dan turun lagi jadi 25 titik.
“Masing-masing hari dengan jumlah titik panas berbeda tersebut terpantau mulai pukul 01.00 hingga 24.00 WITA,” ujar Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan BMKG Balikpapan Diyan Novrida di Balikpapan, Rabu.
Ia menjelaskan penurunan jumlah titik panas tersebut yakni pada Sabtu (24/2) terdeteksi sebanyak 181 titik, pada Minggu (25/2) turun menjadi 76 titik, Senin (26/2) turun lagi menjadi 41 titik, dan pada Selasa (27/2) kembali turun menjadi 25 titik.
Sebaran titik panas ini sudah disampaikan ke pihak terkait seperti Dinas Penyelamatan dan Pemadaman Kebakaran, Manggala Agni, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, agar dapat dilakukan tindakan lebih lanjut.
Meski jumlah titik panas menurun, namun ia tetap mengimbau semua pihak selalu waspada dan mencegah agar tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla), seperti tidak melakukan pembakaran di hutan maupun di lahan, agar tidak terjadi penambahan maupun perluasan titik panas.
“Kewaspadaan perlu dilakukan karena sejumlah kawasan masih mengalami cuaca panas dalam beberapa hari berturut-turut, sehingga hal ini dapat menyebabkan ranting dan daun mengering yang rawan terjadi karhutla saat terkena api maupun bara,” katanya.
Sedangkan 25 titik panas yang terpantau sepanjang Selasa kemarin tersebar pada tiga kabupaten yakni Kutai Timur (10 titik), Kutai Kartanegara (14 titik), dan Kabupaten Berau (satu titik).
Rinciannya di Kabupaten Kutai Timur tersebar pada tiga kecamatan yakni Bengalon (6), Kongbeng (1), dan Kecamatan Muara Wahau (4), dengan tingkat kepercayaan menengah dan rendah.
Di Kabupaten Kutai Kartanegara, titik panas tersebar pada dua kecamatan yakni Muara Kaman (13) dan Kecamatan Sebulu (1) dengan tingkat kepercayaan menengah dan rendah.
Pewarta: M.Ghofar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024