Indonesia, terletak di Puncak Jayawijaya, Papua, sedang menghadapi kepunahan salju abadi yang telah menjadi kebanggaan negara ini. Perubahan iklim global yang semakin parah menjadi faktor utama yang mempercepat fenomena ini, yang akan berdampak besar pada ekosistem dan budaya masyarakat lokal.
Salju abadi di Puncak Jayawijaya, satu-satunya tempat di Indonesia yang memiliki gletser, telah terbentuk selama lebih dari 5.000 tahun. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa luas gletser yang tersisa terus menyusut, diprediksi akan hilang sepenuhnya pada tahun 2026. Faktor lain yang mempercepat pencairan gletser termasuk peningkatan curah hujan di wilayah Papua.
Dampak kehilangan salju abadi di Puncak Jayawijaya tidak hanya terjadi pada lanskap alam, tetapi juga berdampak pada kehidupan masyarakat sekitar. Perubahan ekosistem, perubahan aliran sungai, dan hilangnya nilai budaya dan spiritualitas menjadi beberapa dampak utama yang bisa terjadi.
Pencairan gletser di Puncak Jayawijaya disebabkan oleh pemanasan global dan fenomena El Niño, yang berkontribusi pada pencairan es yang lebih cepat. Untuk memperlambat dampak perubahan iklim lebih lanjut, langkah-langkah seperti mengurangi emisi karbon, mendorong konsumsi berkelanjutan, dan meningkatkan edukasi dan kesadaran publik perlu diambil.
Hilangnya salju abadi di Puncak Jayawijaya adalah bukti nyata bahwa perubahan iklim telah menjadi kenyataan yang harus dihadapi. Penting bagi setiap individu untuk bertindak sekarang demi masa depan bumi dan generasi mendatang. Ayo bersama-sama berkontribusi untuk mengurangi dampak perubahan iklim dan menjaga lingkungan untuk generasi yang akan datang.