Kuasa hukum korban pelecehan seksual, RZ dan DF yang diduga dilakukan oleh mantan Rektor Universitas Pancasila (UP) berinisial ETH (72) menemui Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) karena kasus tersebut dianggap terlalu lama dalam proses penanganannya. Menurut kuasa hukum korban, Yansen Ohoirat, rentang waktu yang sudah berlangsung selama 1 tahun 5 bulan sejak Januari 2024 hingga saat ini terbilang sangat panjang. Proses penyelidikan hingga penyidikan membutuhkan waktu yang cukup lama, namun belum ada kelanjutan mengenai tersangka dalam kasus tersebut.
Karena dianggap “jalan di tempat”, Yansen dan tim kuasa hukum korban memutuskan untuk mengadu kepada Kompolnas terkait profesionalitas tim penyidik yang menangani kasus pelecehan seksual tersebut. Meskipun kasus sudah saat ini dalam tahap penyidikan, namun tidak ada perkembangan lebih lanjut terkait tersangka setelah kurang lebih 10 bulan berlalu. Kuasa hukum korban lainnya, Amanda Manthovani juga menyatakan bahwa kredibilitasnya pun dipertanyakan oleh para korban akibat ketidakkooperatifan penyidik dalam memberikan informasi terkait perkembangan kasus.
Dengan adanya laporan ke Kompolnas ini, para korban berharap kasus ini dapat ditindaklanjuti dan diselesaikan dengan cepat karena sudah terlalu lama berjalan. Sebelumnya, Polda Metro Jaya mengkonfirmasi bahwa kasus pelecehan yang diduga dilakukan oleh mantan Rektor Universitas Pancasila (UP) masih dalam proses sidik dan belum ada tersangka. Selama proses sidik, saksi-saksi terus dipanggil untuk memberikan keterangan terkait kasus tersebut.
Meskipun ada penundaan dalam penanganan kasus ini, Polda Metro Jaya menjelaskan bahwa mereka harus melibatkan pihak lain dalam proses penyidikan. ETH sendiri telah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit (RS) Polri terkait dua laporan polisi terduga pelecehan seksual. Semua pihak berharap agar kasus ini segera mendapat kejelasan dan penyelesaian yang adil.
