Satu individu kucing merah Kalimantan, spesies kucing liar endemik yang sangat langka, berhasil terekam kamera pengintai di wilayah Taman Nasional Kayan Mentarang (TNKM), Kalimantan Utara, menandai kemunculan kembali satwa ini setelah sekian lama. Video yang diunggah akun Instagram resmi Balai TNKM menampilkan kucing merah yang berjalan cepat di atas batang kayu tumbang, dengan tubuh ramping berwarna cokelat kemerahan dan ekor panjang yang mencolok. Temuan ini diperoleh dari pemasangan kamera intai oleh petugas TNKM pada 2023 dan berhasil diunduh datanya setahun kemudian.
Kucing merah Kalimantan dikenal sebagai salah satu spesies kucing liar paling sulit dipelajari di dunia, dengan deskripsi ilmiah yang terbatas pada spesimen kulit, kerangka, dan satu sampel darah dari individu tertangkap pada 1992. Secara morfologi, kucing merah menyerupai kucing emas Asia, namun distribusinya berbeda. Habitat alami kucing merah terletak di wilayah berhutan dekat sungai seperti Sarawak, Sabah, dan Kalimantan, namun terancam oleh fragmentasi dan deforestasi.
Populasi kucing merah diperkirakan tidak lebih dari 2.500 individu, dengan kepadatan yang sangat rendah. Ancaman terbesar bagi spesies ini adalah habitat yang menyusut akibat deforestasi, perburuan, dan pembunuhan oleh warga setempat. Oleh karena itu, upaya konservasi yang melibatkan perlindungan kawasan hutan, edukasi kepada masyarakat, serta pengendalian perburuan liar sangat diperlukan untuk menjaga keberlangsungan hidup kucing merah Kalimantan.
Penemuan terbaru di TN Kayan Mentarang memberikan harapan untuk lebih memahami spesies kucing merah ini dan melanjutkan upaya pelestariannya. Namun, keberhasilan dalam melindungi spesies langka ini sangat bergantung pada kerja sama berbagai pihak dalam menjaga ekosistem hutan Kalimantan yang tersisa. Kajian lebih lanjut mengenai perilaku, ekologi, dan distribusi kucing merah serta langkah-langkah konservasi jangka panjang juga menjadi hal yang penting untuk dilakukan guna mendukung pelestarian spesies ini.