Melalui inisiatif Presiden Prabowo Subianto, Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes) Merah Putih merupakan langkah monumental untuk memperkuat ekonomi pedesaan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di berbagai desa di Indonesia. Menurut Adita Irawati, Senior Advisor di Kantor Komunikasi Presiden (KPC), program ini merupakan representasi kedaulatan rakyat dalam mengelola sumber daya mereka sendiri. Dalam peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia ke-80, Adita menggambarkan Kopdes Merah Putih sebagai jalan menuju “kemandirian ekonomi” bagi masyarakat pedesaan. Program ini diharapkan dapat memungkinkan warga desa untuk benar-benar menikmati kebebasan dalam ranah ekonomi dengan mengubah ketergantungan pada bantuan sosial menjadi pemberdayaan ekonomi yang produktif dan berkelanjutan.
Desa-desa dan kelurahan di seluruh Indonesia terus menghadapi tantangan dalam memenuhi kebutuhan dasar dan mendorong ekonomi lokal. Misalnya, 90 persen tangkapan ikan nasional masih belum bisa disimpan dengan baik. Lebih dari 5 juta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) masih terjebak dalam utang kepada rentenir; lebih dari 50.000 desa dan kelurahan belum memiliki fasilitas kesehatan dasar; dan 70 persen belum mendapatkan manfaat dari kehadiran koperasi. Sejumlah fakta lain menggambarkan skala masalah tersebut, seperti 60 persen koperasi yang tidak memiliki layanan farmasi, lebih dari 31.000 yang tidak memiliki outlet kelontong, serta lebih dari setengah desa yang tidak memiliki toko yang menjual input pertanian untuk mendukung pertanian dan bisnis lokal.
Presiden Prabowo meluncurkan 80.081 Kopdes Merah Putih pada 21 Juli 2025 sebagai bagian dari upaya strategis untuk membangun ekonomi yang mandiri, inklusif, dan merata. Program ini memenuhi pilar ketiga Asta Cita yang menetapkan koperasi sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi pedesaan. Tujuannya termasuk menciptakan lapangan kerja, mendorong kewirausahaan, dan memperkuat pusat produksi lokal dengan basis yang berkelanjutan.
Dedi Nurendi, kepala Kopdes Merah Putih di desa Cileunyi Wetan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, menyatakan bahwa program ini telah memberikan perubahan positif bagi masyarakat setempat. Kopdes tersebut menyediakan kebutuhan dasar secara lebih terjangkau dan membantu warga yang terjebak dengan rentenir informal. Dedi menyebut inisiatif ini sebagai jawaban nyata terhadap kebutuhan ekonomi masyarakat, serta mendorong semangat kerjasama saling mendukung dalam koperasi.