Ngampar Bide Digelar Serangkaian Kegiatan Naik Dango Di Kota Pontianak

Date:

Pontianak, Media Kalbar
Sebuah rangkaian kegiatan ritual adat dalam persiapan Naik Dango Ke-1 Kota Pontianak telah digelar, salah satunya adalah ritual adat Ngampar Bide di Rumah Radakng, Kota Pontianak, pada hari Senin (15/4/2024).

Pelaksanaan ritual adat ngampar bide ini dipimpin oleh seorang Panyangahant dan disaksikan oleh panitia pelaksanaan naik dango, beberapa pengurus inti DAD Kota Pontianak, tokoh adat, dan Sekjen MADN.

Dalam ritual adat ngampar bide, berbagai perlengkapan adat disiapkan seperti pulut atau ketan, ayam kampung, daging babi, sirih, kapur, kue cucur, telur ayam kampung, dan perlengkapan lainnya.

Ritual adat ngampar bide sendiri merupakan bentuk permohonan kepada Jubata (Tuhan) untuk keselamatan dan kelancaran.

“Sebagai masyarakat adat, kita meminta kepada Jubata (Tuhan) agar kegiatan naik dango ini dapat berlangsung dengan aman, damai, tenteram, dan tidak terjadi masalah selama kegiatan berlangsung,” kata Ketua panitia pelaksana Naik Dango yang juga menjabat sebagai Ketua DAD Kota Pontianak, Yohanes Nenes, S.H., pada hari Senin (15/4/2024).

Menurutnya, ada tiga tahapan yang dilaksanakan dalam ritual adat ngampar bide, yaitu nyagahatn babipis, nyagahatn manta, dan nyangahat masak bapadah Ka Jubata/Tuhan Yang Maha Kuasa, kemudian pembagian turihan pamadah kepada pengurus adat di Kota Pontianak,” jelas Nenes.

Ia juga berharap agar semua pengunjung yang hadir selama acara naik dango berlangsung bisa tertib, menjaga persaudaraan, menjaga keamanan, dan ketentraman.

“Apabila terjadi keributan, maka akan diberlakukan hukum adat maupun hukum positif bagi siapa saja yang sengaja menimbulkan kerusuhan selama acara naik dango berlangsung,” ucap Nenes.

Selanjutnya, Sekjen Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) Yakobus Kumis menjelaskan, ada beberapa makna yang bisa dipetik dari ritual adat ngampar bide maupun naik dango.

Pertama, adanya unsur magis sebagai ritual ucapan syukur, ijin bapadah kepada Sang Jubata agar naik dango berlangsung aman dan lancar.

Kedua, mendukung program ketahanan pangan nasional. Sebab naik dango erat kaitannya dengan pertanian atau perladangan.

“Saat ini, naik dango tidak hanya berhubungan dengan pertanian tetapi juga dengan perladangan komoditas lain seperti jagung, ubi, dan lain-lain. Oleh karena itu, hal ini perlu dilestarikan. Di Pontianak, ini juga sebagai bentuk untuk memperkenalkan dan mempelajari generasi muda sekarang,” ungkapnya.

Dan yang ketiga, sebagai bentuk solidaritas dalam mempertahankan dan melestarikan adat istiadat budaya Dayak.

“Penjelasan dari makna tersebut diwujudkan melalui berbagai lomba, seni budaya, pameran kerajinan, dan sebagainya,” tambahnya.

Source link

Berita POpuler

Berita Terkait
Related

Tito Pantau Langsung Pelaksanaan SKD Catar Kemenkumham

Pontianak, Media KalbarKepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak...

Komplotan Pencuri Gasak 18 Bajaj

Lima pelaku masing-masing berinisial M, YR, HS, S, dan...

Misteri T Pengendali Judul Terungkap: Rahasia di Balik Huruf yang Menarik Perhatian

Misteri T pengendali judol terungkap - Pernahkah Anda...

Pembukaan Olimpiade Paris 2024: Perayaan Kemanusiaan dan Kemajuan Teknologi

Tahun 2024 menandai momen bersejarah bagi dunia olahraga: Pembukaan...