Situasi ini terlihat dengan makin banyaknya kandidat yang siap untuk berkontestasi di Pilkada Palembang. Seperti pasangan Yudha Pratomo Mahyudin-Baharuddin yang akan diusung Partai Demokrat (6 kursi) dan PKS (5).
Kemudian ada nama Ratu Dewa-Prima Salam yang diusung Partai Gerindra dan baru mengantongi 8 kursi sehingga masih kurang 2 kursi.
Terakhir ada nama Fitrianti Agustinda yang kemungkinan baru didukung Partai Nasdem yang memiliki 9 kursi di DPRD Palembang, dan masih kekurangan 1 kursi untuk bisa diusung. Dikabarkan, poros ini akan menggandeng Ketua DPC Partai Hanura Palembang, Arie Wijaya.
Situasi makin menarik karena tak menutup kemungkinan akan ada poros baru atau poros keempat pada Pilkada Kota Palembang mendatang.
Menurut pengamat politik dari Forum Demokrasi Sriwijaya (ForDes), Bagindo Togar BB, konstelasi Pilkada Palembang mendekati pendaftaran menjadi lebih menarik.
“Perlu diberikan apresiasi kepada empat parpol papan atas yang kelak begitu serasi, bila berkoalisi dengan empat parpol papan bawah dalam Pilkada Kota Palembang nantinya,” kata Bagindo, dikutip RMOLSumsel, Rabu (24/7).
Beberapa koalisi yang telah dibentuk itu, dikatakan Bagindo, belum semua final. Karena partai-partai lain belum menentukan sikap.
Contohnya adalah Partai Golkar Palembang. Dengan memiliki 8 kursi di DPRD Palembang, Golkar pasti menginginkan kadernya ikut berkontestasi.
Apalagi hasil Rapat Kerja Daerah (Rakerda) DPD Golkar Palembang sejak awal telah mengusulkan Ketua DPD Palembang, M Hidayat, sebagai bakal calon Walikota Palembang.
“Ketua Partai Golkar DPD Kota Palembang M Hidayat berpeluang diusung Golkar, dan tak menutup kemungkinan akan berpasangan dengan Charma Aprianto yang diusung oleh PDIP (5 kursi),” paparnya.
Apalagi sosok M Hidayat punya pengalaman plus investasi politik cukup tinggi, karena telah 15 tahun menjadi anggota DPRD Kota Palembang.
Pun sarat akan prestasi dalam berbagai kegiatan organisasi serta teruji secara intelektual, kata Bagindo.
Tak hanya itu, Hidayat juga dianggap memiliki jaringan maupun relasi sosial dengan beragam kelompok masyarakat.
“Akhirnya tentu saja, keluarga besar DPD Partai Golkar Palembang dan Provinsi Sumsel, untuk solid bersepakat mendukung serta menetapkan kader terbaiknya ini sebagai calon Walikota, untuk di kontestasi dalam Pilwalkot Palembang nanti. Sehingga bukan sosok tamu atau newcomer yang minim pengalaman politik,” tuturnya.
“Apakah semua pengalaman di atas tidak cukup dijadikan pengalaman, dan kegagalan Partai Golkar Palembang akan kembali terulang? Saatnya sadar, dan Golkar kembali berkibar,” pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.