Jakarta, CNBC Indonesia – Minggu lalu, Israel menyebutkan Houthi melakukan serangan pada pusat kota Tel Aviv. Serangan dilakukan dengan menggunakan drone buatan Iran yang dimodifikasi.
Juru bicara pasukan Pertahanan Israel (IDF), Daniel Hagari mengatakan model drone itu adalah Samad-3. Namanya berasal dari nama mantan kepala dewan Tinggi politik Yaman yang menjadi martir dalam serangan drone koalisi Saudi, Sammad.
Sammad-3 dipamerkan pada 7 Juli 2019. Yakni dalam sebuah pameran industri militer oleh Ansar Allah yang disebut sebagai syahid Saleh al-Sammad.
“Kami memperkirakan tiba dari Yaman ke Tel Aviv,” kata dia, dikutip dari Reuters, Kamis (25/7/2024).
Serangan itu menghantam sebuah bangunan dekat Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Tel Aviv. Drone itu menyebabkan seorang pria bernama 50 tahun meninggal, mayatnya ditemukan dalam sebuah apartemen dekat lokasi ledakan.
Ledakan drone juga melukai empat orang. Semua korban langsung dirawat di rumah sakit karena syok.
Dilaporkan pula serangan itu tidak memicu alarm menyala, meski pesawat teridentifikasi. Pihak Israel tengah melakukan penyelidikan terkait hal tersebut.
Seorang juru bicara Houthi juga mengatakan menyerang Tel Aviv dengan drone. Mereka memastikan akan terus menargetkan Israel, sebagai alasan rasa solidaritas untuk Palestina atas perang yang terjadi di Gaza.
Menurut Reuters, serangan drone terjadi beberapa jam setelah adanya informasi komandan senior Hizbullah terbunuh. Pihak militer Israel telah mengonfirmasi pembunuhan di Lebanon Selatan.
(dem/dem)
Next Article
Kabel Laut Merah Putus Bikin Internet Lelet, Houthi Jadi Sasaran
