Mempawah, Media Kalbar
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan menyalurkan Progam Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) kepada 3.817 rumah tangga tidak mampu di Kalimantan Barat sepanjang tahun 2024. Apabila tambahan anggaran sudah tersedia, jumlahnya akan ditingkatkan menjadi 6.315 rumah tangga.
Hal tersebut disampaikan Koordinator Standardisasi Ketenagalistrikan, Ditjen Ketenagalistrikan, Hanat Hamidi dalam Sosialisasi dan Penyalaan Pertama Program BPBL Provinsi Kalimantan Barat di Dusun Kumpang, Desa Sepang, Kecamatan Toho, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, Senin (16/9/2024).
“Pada tahun 2024 ini, sesuai Keputusan Menteri ESDM tentang Penetapan Calon Penerima BPBL Tahun 2024 Tahap 2 untuk Provinsi Kalimatan Barat telah ditetapkan menyasar sebanyak 3.817 rumah tangga dan akan ditingkatkan menjadi 6.315 rumah tangga,” tuturnya.
Hanat menyebutkan, realisasi program ini untuk Provinsi Kalimantan Barat di tahun 2022 mendapatkan sebanyak 5.482 rumah tangga. Realisasi pada akhir tahun 2023, Provinsi Kalimantan Barat mendapatkan sebanyak 9.500 rumah tangga.
“Melalui program BPBL ini diharapkan dapat membawa multiplier effect pada upaya meningkatkan taraf hidup dan kemandirian masyarakat,” ungkapnya.
Seperti diketahui, program ini merupakan satu upaya pemerintah untuk meningkatkan rasio elektrifikasi dan membantu masyarakat memperoleh akses listrik. Program ini dilaksanakan oleh PT PLN (Persero) dan mendapat dukungan penuh dari Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI).
Anggota Komisi VII DPR RI Katherine A.OE, pada kesempatan yang sama menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Ditjen Ketenagalistrikan dan PT PLN (Persero) yang sudah banyak berperan demi terlaksananya program BPBL IBI
“PLN dan Ditjen Gatrik yang sudah banyak membantu masyarakat, kondisinya saat ini banyak masyarakat di pelosok dan pedalaman, sekarang sudah banyak dapat akses listrik, walaupun jaraknya jauh tapi alhamdulillah listrik sudah masuk desa,” ungkapnya.
Ia menjelaskan bahwa saat ini listrik merupakan kebutuhan yang mendasar. Namun masih banyak masyarakat yang menyalur listrik dari tetangga. Semoga dengan adanya program BPBL ini bisa dinikmati dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Penerima manfaat BPBL Gusti Iskandar (54), yang sehari-hari berprofesi sebagai petani dan butuh harian lepas, bercerita selama ini keluarganya menyalur listrik dari rumah tetangga yang tinggal bersebelahan.
“Iya mau pasang sendiri tidak ada uangnya, semoga dengan adanya listrik, keluarga kami bisa membuka usaha bikin kue atau yang lain untuk bantu keuangan keluarga,” ungkapnya.
Rahmat (37) yang berprofesi sebagai pedagang sayur keliling, juga menerima bantuan Program BPBL. Pria yang tinggal bersama istri dan anak sematawayangnya ini mengaku, sebelumnya ia menyambung listrik dari rumah tetangganya dan membayar listrik sebesar 40 hingga 60 ribu rupiah perbulannya untuk 2 titik lampu.
“Bersyukur bisa dapat bantuan, jadi gak takut lagi mau pake listrik, semoga dengan punya listrik sendiri, istri bisa buat usaha di rumah” terangnya. (*/mk)